Suku Baduy

Suku Baduy – Keunikan Baduy dalam pakaian mereka bahwa mereka tidak memiliki kancing dan kerah. Baduy umumnya menggunakan dialek Sunda sebagai alat komunikasi terhadap masyarakat luar.

Kelompok masyarakat dalam suku Baduy yakni dapat dibagi menjadi dua kelompok masyarakat, yaitu kelompok Baduy luar dan kelompok Tangtu atau kelompok Baduy.

Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Suku Baduy beserta macam-macam kebudayaan secara lengkap. Untuk ulasan selengkapnya, yuk… Simak sebagai berikut.

Bagaimanakah Asal Usul Baduy ?

Teori lain mengatakan bahwa dalam sebuah kisah Baduy dimulai ketika Kian Santang, termasuk seroang putra dari Raja Siliwangi, kembali dari Arab Saudi setelah menerima agama Islam di tangan Sayyidina Ali.

Suku-Baduy

Putranya ingin mempertobatkan raja dan para pengikutnya. Di akhir cerita, mereka berbalik melawan Islam dengan “Siliwangi-Wangsit” yang diperoleh dari raja dan menyebar ke Kepulauan Sunda untuk mempertahankan kepercayaan mereka.

Raja Siliwangi dikejar ke daerah Lebak, yang sekarang merupakan suku Baduy. Raja bersembunyi sampai dia ditinggalkan oleh para pengikutnya. Kemudian Prabu di wilayah Baduy mengubah namanya menjadi gelar baru Prabu Kencana Wungu, yang mungkin telah mengubah judul lagi.

Raja Siliwangi dinobatkan di Baduy Dalam dengan 40 pengikut setia sampai ia meninggal di Baduy Dalam, Cikeusik, di desa Kanekes.

Kebahasaan Bahasa

Suku Baduy umumnya yakni dapat menggunakan dalam dialek Sunda untuk sebuah alat komunikasi dengan dunia luar. Baduy mengerti bahasa Indonesia meskipun mereka tidak memiliki pengetahuan ini di sekolah.

Baca Juga :  Pengertian Garis Bujur

Karena dalam kalangan masyarakat Baduy tidak mengenal sebuah sekolah, mereka tidak tahu budaya menulis. Upaya pemerintah sebagai membangun sebuah fasilitas sekolah di wilayah itu ditolak keras dengan pemerintah kota Baduy karena pengajaran Sanagat bertentangan dengan kebiasaan mereka.

Keyakinan Baduy

Kepercayaan orang Baduy atau Kanekes sendiri sering disebut Sunda Wiwitan, yang didasarkan pada pemujaan leluhur (animisme), tetapi semakin berkembang dan dipengaruhi oleh agama-agama lain seperti Islam, Budha dan Hindu.

Contoh-Suku-Baduy

Tetapi inti kepercayaan itu sendiri menunjukkan dirinya dalam ketentuan absolut adat dengan keberadaan “pikukuh” (kepatuhan) pada konsep “tidak ada perubahan sesedikit mungkin atau tanpa perubahan”.

Pakaian Adat Baduy

Pakaian dalam suku ini, seperti kelompok masyarakat, masing-masing kelompok masyarakat sebenarnya mempunyai suatu pakaian adata yang sama, akan tetapi berbeda dalam warna yang dapat dikenakannya.

Karena pakaian yang dikenakan oleh wanita di Baduy dan Baduy Luar sebenarnya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Warna pakaian, model, potongan, kecuali bahwa pakaiannya sama. Mereka mengenakan semacam sarung hitam dan biru dari tumit ke dada.

a. Pakaian untuk Baduy Luar (Kelompok Masyarakat Panamping)

Pakaian yang digunakan ialah kerang hitam. Ikat kepalanya juga berwarna biru gelap dengan motif batik. Desain kaos itu terbelah dua, seperti yang umum di kalangan masyarakat umum.

Sedangkan dalam sebuah item pakaian dengan tas, kancing dan bahan dasar tidak harus terbuat dari benang katun murni. Cara berpakaian suku Panamping-Baduy luar memiliki sedikit kelonggaran dibandingkan terhadap Baduy Dalam.

b. Pakaian untuk Baduy Dalam (Kelompok Tangtu)

Para lelaki itu mengenakan pakaian lengan panjang yang disebut Sang-Sang-Jamang, lapisan putih murni yang melambangkan pentingnya pembersihan suci karena cara mereka dikenakan hanya terbangun atau melekat pada tubuh.

Baca Juga :  Fungsi Laten Lembaga Agama

Desain pakaian Sang hanya dilubangi dari leher ke dada. Bagian tidak memiliki kerah, kancing atau saku. Warna pakaian mereka biasanya putih.

Hukum di Tatanan Masyarakat Baduy

Dalam sebuah kehidupan pada kalangan masyarakat Baduy, anggota masyarakat jarang melanggar ketentuan Adat. Oleh karena itu, jarang ada orang Baduy yang diberi sanksi atau dihukum berdasarkan hukum adat dan konstitusi. tetapi jika seseorang melakukan kesalahan, Baduy juga akan dihukum.

Pernikahan Adat

Prosesi dalam sebuah pernikahan di paroki Baduy hampir sama terhadap paroki pada umumnya. Di kotamadya Baduy, pasangan hanya menikah dengan pernikahan yang diatur. Pertama, orang tua laki-laki tetap berhubungan dengan orang tua perempuan dan memperkenalkan anak-anak mereka masing-masing.

Baca Juga :

Dalam pembahasan kali ini, kami telah menjelaskan mengenai Suku Baduy, menggunakan bahasa, kepercayaan, pakaian adat, adat pernikahan. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda.

Categories IPS