Suku Anak Dalam – Termasuk suku etnik minoritas dan hidup di wilayah pulau Sumatra, tepatnya di provinsi Sumatera Selatan dan Jambi. Mayoritas tinggal di wilayah provinsi Jambi dalam perkiraan populasi kira-kira 200.000 penduduk.
Dalam suku ini, sebenarnya telah dibagi menjadi tiga kelompok besar. Mereka selalu bergerak sesuai terhadap keadaan. Mereka akan berpindah tempat jika adanya pergantian pada musim.
Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Suku Anak Dalam beserta asal usul nya. Untuk ulasan selengkapnya, yuk… Simak penjelasan sebagai berikut.
Daftar Isi :
Apa yang dimaksud dengan Suku Anak Dalam ?
Suku Kubu atau Suku Anak Dalam atau Orang Rimba merupakan salah satu sebuah suku yang etnis terhadap minoritas dan hidup di wilayah pulau Sumatra, letaknya di provinsi Sumatera Selatan dan Jambi. Mayoritas tinggal di provinsi Jambi dan perkiraan populasi kira-kira 200.000 penduduk.
Menurut tradisi lisan suku ini termasuk Maalau Sesat yang melarikan diri ke sebuah hutan di sekitar Air Hitam, atau dapat disebut sebagai Taman Nasional Bukit Duabelas. Mereka kemudian yakni telah dipanggil dengan sebutan Moyang Segayo.
Tradisi lain mengatakan bahwa mereka datang dari daerah Pagaruyung dan melarikan diri ke provinsi Jambi. Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa suku Anak Dalam memiliki bahasa dan adat yang sama dengan Minangkabau sebagai sistem keluarga yang matrilineal.
Secara garis besar, mereka tinggal di provinsi Jambi di tiga wilayah ekologi yang berbeda, yakni Kubu di provinsi utara Jambi (diwilayah Taman Nasional Bukit 30), daerah selatan Provinsi Jambi (di sepanjang persimpangan Sumatra) dan Taman Nasional Bukit 12.
Mereka telah hidup secara nomaden dan hidup dari meramu dan berburu, meskipun banyak dari mereka yang sekarang mempunyai sebuah produk pertanian seperti ladang karet, dan lain sebagainya.
Kehidupan mereka yakni begitu sangat menyedihkan, bersama dengan hilangnya sumber daya hutan di wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan adanya sebuah proses marginalisasi yang dilakukan dengan pemerintah dan kelompok etnis dominan suku Melayu yang berada di Sumatera Selatan dan Jambi.
Asal Mula Suku Anak Dalam
Sejauh ini, asal-usul suku Anak Dalam belum terungkap. Para seorang peneliti belum tahu bagaimana strain terisolasi ini bisa ada dan apa sajakah yang bisa menyebabkannya. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di BMT, Kementerian Sosial pada tahun 1988, Suku Anak Dalam yakni berasal dari sebuah Kerajaan dari Jambi.
Raja Pagar Ruyung telah mengirim pasukan yang setuju untuk mengakhiri kerajaan yang telah menantang. Mereka bahkan telah berjanji untuk tidak kembali sebelum mereka selesai. Akan tetapi, mereka kehabisan makanan sebelum mereka tiba di tempat musuh. Mereka telah terjebak di wilayah hutan belantara yang begitu sangat luas.
Para prajurit tersebut, telah malu pulang karena mereka berjanji. Saya ingin terus kalah nanti karena kondisinya buruk. Akhirnya, mereka memutuskan untuk tetap tinggal di hutan untuk pensiun di hutan. Lambat laun mereka akan mengembangkan budaya mereka sendiri untuk menjadi sebuah Suku Anak Dalam yang telah dikenal sekarang.
Kepercayaan Suku Anak Dalam
Suku tersebut, yakni tidak mempunyai adanya sebuah kepercayaan yang sama dengan agama yang biasa dipraktikkan di Indonesia. Mereka hanya percaya pada sesuatu yang mereka pikir hebat dan kuat. Lebih jauh, seperti avatar, mereka telah percaya pada empat elemen seperti tanah, air, api dan angin, yang mereka anggap kuat.
Suku ini telah percaya bahwa arwah orang yang telah meninggal akan segera kembali ke surga. Kembali ke tempat asal dan diterima oleh Raja Nyawa. Oleh karena itu, mereka mengadakan sebuah upacara untuk menghormati orang yang sudah meninggal. Dengan cara ini, mereka percaya bahwa roh tidak akan mengganggu mereka yang masih hidup dan pergi ke surga.
Ciri – Ciri Fisik dan Non-Fisik
Anak-anak suku dari ras Mongoloid termasuk dalam kelompok kereta pertama proto-lelaki Melayu. Tubuh sedang, kulit cokelat, rambut agak keriting, telapak kaki yang tebal, pria dan wanita yang makan banyak sirih.
Ciri fisik menonjol lainnya ialah dari segi penampilan gigi, yang belum diawetkan dan berwarna coklat. Ini terkait dengan kebiasaan mereka yang baru saja berhenti merokok sejak awal dan rambutnya menjadi berantakan karena rambut tersebut hanya dibasahi dan tidak disisir.
Adapun dalam sebuah penampilan sehari-hari mereka, mereka mengenakan cawat untuk pria dari sarung. Namun, ketika mereka keluar dari hutan, mereka yang mengenakan pakaian normal, termasuk kancut atau cawat, sudah mengenakan, sedangkan terhadap perempuan telah mengenakan sarung yang melekat pada dada.
Baca Juga :
Demikian pembahasan yang telah kami sampaikan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Suku Anak Dalam, asal usul, kepercayaan, beserta ciri fisik dan non-fisik. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat.