Sejarah Candi Mendut – Salah satu candi yang sejenis Budha yang begitu cukup populer di wilayah Indonesia. Dari sejarah Candi Mendut, terdapat Candi Borobudur yang mempunyai sebuah kaitan dengan cukup erat mengenai Candi Pawon dan Candi Borobudur.
Dalam sebuah candi ini telah ditemukan kembali pada tahun 1836, semua dalam bagian candi tersebut telah ditemukan kecuali dengan atap candi. Candi ini mulai diperbaiki lagi pada tahun 1897 hingga 1904 oleh pemerintah Belanda di Hindia.
Bagaimana sejarah mengenai Candi Mendut? Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan secara jelas dan singkat mengenai sejarah, letak, dan penjelasan selengkapnya. Yuukk… Simak ulasannya sebagai berikut.
Daftar Isi :
Bagaimana Sejarah Candi Mendut ?
Candi Mendut merupakan salah satu candi Budha paling populer di wilayah Indonesia. Candi Mendut terletak di dekat Candi Borobudur. Jaraknya yakni menempuh dengan sekitar 3 km. Menurut sejarah dalam Candi Mendut, Candi Borobudur terkait erat dengan Candi Pawon. Nama Mendhut berasal dari kata Venu, Mandira, Vana, yang berarti candi yang terletak di tengah hutan bambu.
Menurut pendapat J.G. Kuil Casparis Mendut dibangun pada masa Dinasti Syailendra pada tahun 824 Masehi. Ini sesuai dengan isi prasasti Karangtengah per tahun 824 Masehi. Tulisan itu menyatakan bahwa Raja Indra membangun sebuah bangunan suci dan bahwa bangunan itu bernama Wenuwana, yang berarti hutan bambu.
Wenuwana ditafsirkan oleh De Casparis sebagai nama candi Mendut tersebut. Dengan latar belakang inilah kisah tentang Candi Mendut di depan Candi Borobudur dimulai. Usia candi ini lebih tua dari Candi Borobudur, merupakan sebuah salah satu candi yang terbesar pernah ada di dalam 7 keajaiban dunia.
Dalam cani ini telah ditemukan kembali pada tahun 1836. Kecuali atap candi, semua bagian candi ditemukan. Candi ini diperbaiki dari tahun 1897 hingga 1904 dengan Pemerintah Belanda untuk Hindia Timur. Dan hasil dari perbaikan ini telah memulihkan kaki dan tubuh candi. Semua bagian telah diperbaiki, termasuk atap, pemasangan stupa dan beberapa atap candi.
Candi ini memiliki bentuk persegi. Bangunan candi ini mempunyai ketinggian dengan sekitar 26,4 m. Di bagian tubuh dengan ketinggian 2 m. Di permukaan candi ada koridor yang luas. Dan di dinding candi Mendut ada sekitar 31 panel dengan cerita bantuan. Saluran itu disebut Jaladwara. Jaladwara adalah ciri khas dagang dari beberapa candi di wilayah Jawa Tengah.
Candi Mendut menampilkan relief-relief dengan fitur-fitur khusus, termasuk Relief Hariti dan Kuwera, yang diukir di dinding utara Auditorium. Mereka adalah raksasa yang telah menyesal setelah bertemu Buddha. Selain Kuil Mendut, ada juga relief Kuwera dan Hariti di Kuil Kalasa, Kuil Sewu, dan Candi Banyuniba.
Relief Candi Mendut
Seperti candi lainnya, Candi Mendut mempunyai sebuah relief dengan gaya yang begitu khas. Berikut beberapa relief di Candi Mendut, diantaranya ialah:
1. Relief Kuwera & Hariti
Relief Kuwera dan Hariti Relief Kuwera atau Ayataka merupakan sebuah relief yang memiliki ukiran dibagian dinding utara sel pengamatan. Kuwera sendiri merupakan raksasa yang pemakan manusia, setelah bertemu Buddha, disuruh bertobat.
Kuwera ini mempunyai seorang istri yakni yang bernama Hariti. Hariti mempunyai sebuah kisah hidup yang sama dengan Kuwera. Ia ialah raksasa pemakan manusia yang akhirnya bertobat setelah bertemu Buddha. Hariti kemudian menjadi pelindung anak-anaknya dengan Kuwera.
2. Relief Bodhisatwa
Relief Bodhisattva yakni memiliki letak dibagian dinding timur candi Mendut. Dalam relief ini berdiri di atas lingga Buddha dengan empat tangan untuk melihat. Dalam pertolongan ini, Buddha menggunakan pakaian raja yang terlalu besar. Sang Buddha harus memancarkan cahaya ilahi dari kepalanya. Tangan kiri belakang Buddha memegang buku itu, sementara tangan kanannya memegang tasbih.
3. Relief Dewi Tara
Relief dengan Tara dapat dilihat di sisi utara candi Mendut. Dalam kelegaan ini Dewi Tara duduk bersama kedua lelaki di sebelah kiri dan kanannya di Padmasana. Dewi Tara dalam relief ini digambarkan memiliki delapan tangan. Di tangan Dewi Tara ada berbagai barang seperti tiram, wajra, chakra, tasbih, tongkat, kapak, piring, dan buku.
4. Relief Bodhisattva Ayalokitesvara
Relief relief Bodhisattva Ayalokitesvara ini menjelaskan mengenai kehidupan Sang Buddha. Relief ini mempunyai sebuah letak di bagian dinding selatan Candi Sewu. Dalam relief ini, Buddha duduk di Padmasana atau tahta bunga lotus. Buddha duduk di bawah pohon Kalpataru. Dalam kelegaan ini, Dewi Tara tampak duduk di bagian padmasana di sebelah sisi kiri Buddha.
Sementara di sisi kanan ada juga wanita yang juga duduk di padmasana. Awan digambar di kiri dan kanan. Di awan adalah gambar seorang pria yang sedang membaca buku. Sementara di sisi kiri dan kanan relief kolom batu susun diperlihatkan.
5. Relief Sarwaniwaranawiskhambi
Dalam bantuan ini Sarwaniwaranawiskhambi ditampilkan berdiri di bawah payung. Relief ini terletak di sisi barat di depan Candi Mendut. Dalam bantuan ini Sarwaniwaranawiskhambi mengenakan pakaian ukuran kerajaan.
Dalam candi ini, merupakan salah satu candi yang sejenis Budha yang begitu cukup populer di wilayah Indonesia. Candi Mendut terletak di dekat Candi Borobudur.
Baca Juga :
- Cara Budidaya Buah Melon
- Gerak Tari
- Perbedaan Penjas Dan Olahraga
- Perbedaan Futsal Dan Sepak Bola
- Alat Musik Ritmis
Demikian pembahasan kali ini yang dapat kami rangkum secara ringkas dan tentunya mudah untuk dipahami yakni mengenai Sejarah Candi Mendut. Semoga ulasan kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semua.