Perundingan Linggarjati

Perundingan Linggarjati – Negosiasi antara pihak negara Indonesia dan Belanda dimediasi dengan negara Inggris yang telah menyebabkan adanya sebuah perjanjian kemudian disebut “Perjanjian Linggarjati”.

Sebuah desa yang dengan cara geografis terletak antara Cirebon dan Kuningan, di kaki Gunung Ciremai. Pilihan Linggarjati untuk tempat negosiasi disebabkan oleh kenyataan bahwa tempat ini netral untuk kedua belah pihak.

Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan secara jelas dan lengkap mengenai Perundingan Linggarjati. Untuk ulasan selengkapnya, yukk… Simak penjelasannya sebagai berikut.

Apa itu Perundingan Linggarjati ?

Perundingan Linggarjati merupakan sebuah negosiasi antara pihak Indonesia dan Belanda yang ditengahi oleh Inggris. Hasil dalam sebuah negosiasi yang terjadi dalam awal kemerdekaan akan menghasilkan sebuah kesepakatan yang kemudian disebut dengan “Perjanjian Linggarjati”.

Linggajati atau Linggarjati merupakan nama sebuah desa yang secara geografis terletak antara Kuningan dan Cirebon, di kaki Gunung Ciremai. Pilihan dalam Linggarjati untuk sebuah tempat negosiasi disebabkan dengan adanya sebuah kenyataan bahwa tempat tersebut merupakan netral untuk kedua belah pihak.

Perundingan-Linggarjati-1

Pada waktu itu, Belanda dan sekutunya telah menguasai wilayah Jakarta, sementara negara Indonesia telah mengendalikan wilayah Yogyakarta sendiri. Tempat dalam sebuah negosiasi telah berlangsung masih ada sampai sekarang dan telah berubah menjadi museum bernama Museum Linggajati.

Latar Belakang Perjanjian Linggarjati

Setelah negara Indonesia telah memproklamirkan diri untuk wilayah negara merdeka tanggal 17 Agustus 1945 dan terpisah dari koloni Jepang. Belanda, yang sebelumnya menjajah Indonesia selama 350 tahun, ingin menjajah negara Indonesia lagi.

Baca Juga :  Pengertian Kolonialisme

Pada tanggal 29 September 1945, AFNEI atau Sekutu datang ke Indonesia sebagai melucuti tentara Jepang setelah dalam kekalahan sebuah negara tersebut dalam Perang Dunia II. Akan tetapi, kedatangan mereka tampaknya ditemani dengan Netherlands Indies Civil Administration atau NICA.

Ini dapat membangkitkan adanya sebuah kecurigaan terhadap pemerintah dan rakyat Indonesia, mereka telah menilai dalam negara Belanda akan mencoba lagi terhadap kekuasaan di negara Indonesia. Sampai akhirnya terjadi sebuah pertempuran, misalnya dalam pertempuran pada tanggal 10 November di wilayah Surabaya, adanya sebuah Pertempuran Ambarawa, wilayah Medan, Pertempuran Merah Putih di wilayah Manado, dan lain sebagainya.

Karena sering terjadi sebuah pertikaian yang akan merugikan dalam kedua belah pihak, dan karena beberapa alasan lainnya. Dengan demikian, dalam sebuah kerajaan Indonesia dan Belanda sepakat dengan membangun sebuah kontak diplomatik pertama dengan sejarah kedua dalam negara.

Isi Perjanjian Linggarjati

Negosiasi dalam Linggarjati telah menghasilkan sebuah keputusan yang kemudian disebut sebagai Perjanjian Linggarjati, yang berisi 17 pasal, diantaranya ialah sebagai berikut:

  • Belanda telah menerima terhadap Republik Indonesia dengan cara de facto, yang wilayahnya meliputi Jawa, Madura, Sumatra, dan Belanda akan meninggalkan Indonesia selambat-lambatnya pada tanggal 1 Januari 1949.
  • Kesepakatan tentang pembentukan Negara Serikat yang bernama Negara Negara Indonesia Serikat (RIS), yang terdiri dari RI, Timur Besar dan Kalimantan, sebelum pada tanggal 1 Januari 1949.
  • Belanda dan RIS telah membentuk sebuah Uni Indonesia-Belanda bersama Ratu Belanda yakni berperan menjadi ketua.

Dampak Perjanjian Linggarjati

Dalam sebuah perjanjian tersebut, yakni memiliki sebuah dampak positif dan negatif terhadap bangsa Indonesia, berikut merupakan penjelasannya ialah:

Dampak Positif Perjanjian Linggarjati

  • Citra dalam bangsa Indonesia di mata dunia dengan sebuah internasional yakni begitu semakin berkembang karena Belanda telah mengakui adanya sebuah kemerdekaan Indonesia dan dapat mendorong dengan negara-negara lain sebagai secara hukum mengakui adanya suatu kemerdekaan Republik Indonesia.
  • Akhir dari adanya sebuah konflik antara Indonesia dan Belanda (meskipun Belanda kemudian telah melanggar adanya sebuah perjanjian).
  • Belanda telah mengakui dalam suatu Republik Indonesia, yang mempunyai sebuah kekuasaan dalam wilayah Madura, Jawa, dan Sumatra. Dengan demikian de facto Indonesia memiliki sebuah kekuasaan atas wilayah.
Baca Juga :  Peninggalan Kerajaan Demak

Dampak Negatif Perjanjian Linggarjati

  • Indonesia hanya mempunyai sebuah wilayah yang begitu sangat kecil, yaitu dalam sebuah pulau Sumatra, Jawa, dan Madura. Selain itu, Indonesia juga harus mengikuti Persemakmuran Indonesia-Belanda.
  • Adanya sebuah perjanjian tersebut ditolak dari negara Indonesia. Komunitas dan kelompok tertentu berdasarkan Partai Rakyat Indonesia, PNI, Partai Rakyat Jelata, dan Partai Masyumi.
  • Memberikan Belanda waktu untuk mendapatkan kembali kekuatan atau “menghela napas” dan kemudian melakukan serangan militer.
  • Selama negosiasi, dinyatakan bahwa dalam sebuah pemimpin yang ditunjuk oleh Sutan Syahrir harus mendukung Belanda. Pada tanggal 26 Juni 1947, Syahrir kehilangan dukungan.

Baca Juga :

Demikian pembahasan kali ini, yang telah kami sampaikan secara jelas dan lengkap mengenai Perjanjian Linggarjati. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semua.