Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya – Kerajaan Melayu mempunyai suatu nama yang berasal dari bahasa Sansekerta yang merupakan campuran dari kata-kata Sri dan Wijaya.

Dalam kombinasi, antara dua kata tersebut menunjukkan bahwa pentingnya Kerajaan Sriwijaya dan menandakan adanya sebuah kemenangan yang begitu bercahaya.

Awal kejayaan Kerajaan Sriwijaya terjadi pada abad ke-9, ketika yang dimungkinkan sebagai mengendalikan rute perdagangan di wilayah Asia Tenggara.

Jadi, bagaimana sejarah Kerajaan Sriwijaya dan peninggalan-peninggalan nya? Dalam pembahasan ini, akan menjelaskan secara singkat dan jelas. Yuuk… Simak ulasan nya sebagai berikut.

Kerajaan Sriwijaya

Nama kerajaan ini berasal dari bahasa Sansekerta, Sri berarti cerah dan Wijaya berarti kemenangan. Karena itu arti nama kerajaan ini berarti kemenangan yang berapi-api atau yang bercahaya.

Kerajaan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan Melayu di pulau Sumatra dan mempunyai suatu pengaruh besar di kepulauan.

Wilayah Kerajaan Sriwijaya yang meliputi Thailand, Kamboja, Semenanjung Melayu dan bahkan Pulau Jawa, membuat nama Kerajaan Sriwijaya dapat dikenal diberbagai seluruh kepulauan atau nusantara. Tidak hanya dari nusantara, tetapi juga dari luar negeri, kerajaan ini dikenal.

Peninggalan-Kerajaan-Sriwijaya

Dengan adanya berbagai sumber yang menyebutkan keberadaan sebuah kerajaan di Sumatra. Terdapat berita bahwa pedagang dari Cina dan Arab telah berdagang di Sriwijaya. Sementara itu, Kerajaan India telah bekerja sama dengan Kerajaan Sriwijaya untuk berita dari India.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Sebagai sebuah kerajaan yang pernah menang di kepulauan ini, warisan atau peninggalan pada kerajaan Sriwijaya secara alami menyebar dengan ke seluruh wilayahnya.

Sejarah-Kerajaan-Majapahit

Jenis peninggalan kerajaan Sriwijaya yang masih ada sampai sekarang adalah prasasti. Berikut ini adalah suatu prasasti dalam Kerajaan Sriwijaya, yakni:

Baca Juga :  Candi Penataran

1. Prasasti Kedukan Bukit

Seseorang bernama Batenburg telah menemukan suatu papan tulis pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir. Ukuran dalam prasasti ini sekitar 45 x 80 sentimeter dan dapat ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Melayu kuno.

Prasasti ini adalah mengetahui seorang dalam utusan kerajaan yang bernama Dapunta Hyang, yang telah melakukan perjalanan suci atau Sidhayarta dengan kapal ataupun perahu. Didampingi oleh 2.000 tentara, dalam perjalanannya yakni sangat bermanfaat. Saat ini, prasasti pada Kedukan Bukit berada di Museum Nasional Indonesia.

2. Prasasti Karang Birahi

Pengendali L.M. Berkhout menemukan bahwa pada tahun 1904 prasasti Karang Birahi di tepi Batang Merangin di Jambi. Isi dalam prasasti Karang Birahi juga kurang lebih sama dengan di poin sebelumnya, mengenai kutukan bagi mereka yang tidak tunduk pada Sriwijaya.

3. Prasasti Telaga Batu

Prasasti ini ditemukan pada sekitar Telaga Biru, Kecamatan Ilir Timur II, Kelurahan Ilir 3, wilayah Palembang. Isi dari prasasti ini merupakan tentang kutukan bagi mereka yang melakukan kejahatan di Sriwijaya. Keberadaan dalam adanya sebuah prasasti ini sama dengan prasasti Bukit yakni, disimpan pada Museum Nasional Indonesia.

4. Prasasti Kota Kapur

Prasasti kapur adalah sebuah prasasti dari Kerajaan Sriwijaya di sebelah barat Pulau Bangka. Bahasa yang ditulis pada prasasti ini menggunakan dalam sebuah bahasa Melayu kuno dan aksara Pallava. Prasasti ini telah ditemukan sekitar pada tahun 1892 dan bulan Desember.

Orang yang tekah berhasil menemukan prasasti ini ialah J.K. van der Meulen. Prasasti ini mengandung kutukan bagi mereka yang menolak perintah kerajaan dan tunduk pada kutukan kekuasaan.

5. Prasasti Palas Pasemah

Prasasti Palas Pasemah merupakan sebuah prasasti yang dapat dijumpai dengan sebuah desa yang bernama Palas Pasemah wilayah Lampung Selatan. Bahasa yang telah digunakan dalam prasasti ini yakni menggunakan bahasa Melayu Kuno dengan sebuah aksara dalam Pallava yakni terdiri dari tiga belas (13) baris kalimat.

Baca Juga :  Peninggalan Kerajaan Majapahit

Isi prasasti ini mengandung kutukan pada orang-orang yang tidak berada di bawah wewenang Sriwijaya. Diperkirakan bahwa prasasti ini berasal dari abad ke 7 Masehi. Namun, prasasti ini ditemukan di pinggiran rawa desa.

6. Prasasti Talang Tuwo

Residen Palembang, yakni telah menemukan prasasti itu pada 17 November 1920. Prasasti ini ditemukan di kaki Bukit Seguntang di tepi utara Sungai Musi. Isi prasasti ini berisi doa bakti dan menunjukkan evolusi agama Buddha di Sriwijaya.

Saat ini yang digunakan di Sriwijaya adalah aliran Mahayana, yang dapat dibuktikan sebagai kata-kata Buddha Mahayana, seperti Vajrasarira, Bodhicitta, dan lainnya.

7. Prasasti Ligor

Prasasti di Thailand selatan memiliki dua sisi, yaitu halaman A dan halaman B. Pada halaman A dijelaskan pahlawan Sriwijaya. Tulisan itu menyatakan bahwa raja Sriwijaya adalah raja raja dunia yang telah mendirikan Trisamaya Caiya sebagai Kajara.

Adapun halaman B atau yang disebut prasasti, Ligor B berisi penghargaan dari judul Visnu Sesawarimadawimathana. Gelar ini diberikan kepada Sri Maharaja, yakni berasal dari suatu keluarga Sailendravamasa.

Kerajaan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan yang pernah menang pada zamannya. Padahal, kerajaan ini dikenal di luar negeri. Berbagai berita asing, dari Arab ke wilayah Cina.

Selain itu, kemenangan Kerajaan dibuktikan oleh warisan Kerajaan Sriwijaya dalam bentuk prasasti. Peninggalan ini ditemukan di berbagai tempat, membuktikan bahwa Kerajaan Sriwijaya ada dan pernah memerintah Asia.

Baca Juga :

Demikian pembahasan kali ini, mengenai Peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Semoga ulasan kali ini dapat bermanfaat dan berguna bagi Anda semua.