Peninggalan Kerajaan Demak

Peninggalan Kerajaan Demak – Kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan Demak didirikan sekitar abad ke 15 Masehi. Pendiri kerajaan ini adalah Raden Patah, yakni putra Raja Majapahit Kertawijaya, yang telah menikahi putri Campa.

Kerajaan Demak berkembang di bawah kepemimpinan Raden Patah (1481-1518) menjadi merupakan sebuah kerajaan yang begitu besar. Bagaimana sejarah, peninggalan, letak pada Kerajaan Demak?

Pada kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan secara jelas dan singkat mengenai kerajaan Demak. Untuk penjelasan selanjutnya, mari simak ulasan nya sebagai berikut.

Bagaimana Sejarah dari Kerajaan Demak ?

Kerajaan Demak merupakan sebuah kerajaan Islam pertama di wilayah Jawa. Kerajaan Demak telah didirikan pada sekitar abad ke 15 Masehi. Pendiri kerajaan ini ialah seorang Raden Patah, yakni putra Raja Majapahit Kertawijaya, yang menikahi putri Campa. Pada masa kerajaan Majapahit, Demak merupakan salah satu wilayah pada masa kekuasaannya.

Peninggalan Kerajaan Demak

Ketika kerajaan Majapahit telah dihancurkan oleh perang saudara pada tahun 1478, Demak yakni telah bangkit dan menjadi kerajaan Islam pertama di wilayah Jawa. Candrasangkala di Masjid Demak telah menyebutkan bahwa kerajaan Demak telah didirikan pada 1403 di Saka (1481). Secara geografis kerajaan Demak dapat ditemukan di wilayah Jawa Tengah.

Telah berdirinya Kerajaan Demak kembali pada misi sang pendeta sebagai mengislamkan terhadap Jawa, yang kemudian dikenal sebagai “Wali Songo”. Dalam penyiaran dan perkembangan Islam selanjutnya di Jawa, Walisongo berfokus pada kegiatan mereka, menjadikan kota ini pusat dari segalanya.

Baca Juga :  Kebudayaan Dongson

Pada kerajaan Islam yang pertama telah dibangun dengan Raden Patah untuk restu dan dukungan Walisongo, yang diprediksi tidak lama setelah runtuhnya kerajaan Majapahit. Mengenai asal kota Demak ada beberapa pendapat, diantaranya ialah:

  • Menurut Prof. Purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak, yang memiliki arti yakni tanah yang mengandung air (rawa).
  • Menurut Prof. R.M. Sutjipto Wiryosuparto, Demak berasal dari bahasa Kawi, yang berarti pemberian atau hadiah.
  • Menurut Sholichin salam dalam bukunya “Sekitar Walisongo” bahwa prof. Dr. Hamka memiliki suatu pendapat yakni kota Demak berasal dari bahasa Arab “Dimak”, yang berarti bahwa air mata menggambarkan kesulitan dalam membangun agama Islam pada waktu tersebut.

Peninggalan Kerajaan Demak

Peninggalan dalam suatu Kerajaan Demak Kerajaan Demak yakni telah didirikan pada 1475. Bukti pada sejarah keberadaan kerajaan ini di masa lalu telah dilestarikan.

Contoh-Kerajaan-Demak

Beberapa pada bangunan atau benda Kerajaan Demak, contohnya ialah pada Masjid Agung Demak, Bedug dan Kentongan, Pintu Bledeg, Soko Guru, Situs Kolam Wudlu dan Maxurah dalam bentuk pahatan atau ukiran indah. Berikut merupakan beberapa peninggalan dala Kerajaan Demak, diantaranya ialah sebaagaoi berikut:

1. Masjid Agung Demak

Peninggalan tersebut yakni yang paling terkenal dari kerajaan Demak ialah Masjid Agung Demak. Dibangun dengan Walisongo pada tahun 1479, dan berdiri sampai sekarang, meskipun telah direnovasi beberapa kali. Bangunan ini juga menjadi bukti bahwa Kerajaan Demak telah menjadi pusat pengajaran dan penyebaran Islam di wilayah Jawa di masa lalu.

2. Bedug dan Kentongan

Bedug dan Kentongan yang terlatak di Masjid Agung Demak merupakan sebuah peninggalan yang begitu bersejarah Kerajaan Demak dan tidak boleh dilupakan. Kedua alat itu digunakan di masa lalu untuk meminta gereja di dekat masjid untuk sholat segera setelah panggilan doa diumumkan.

Baca Juga :  Peninggalan Masa Praaksara

3. Pintu Bledek

Dalam bahasa Indonesia, pada Bledek berarti kilat atau petir, sehingga pintu Bledek memiliki sebuah arti yakni sebagai pintu kilat. Pintu ini dibuat oleh Ki Ageng Selo pada tahun 1466 dan menjadi pintu utama Masjid Agung Demak. Karena cerita yang sedang beredar, pintu ini disebut Pintu Bledek karena Ki Ageng Selo benar-benar memukulnya dengan kilat yang begitu sangat menyambar.

4. Soko Tatal dan Soko Guru

Soko Guru adalah tiang berdiameter 1 meter yang memiliki fungsi untuk penyangga tegak stabil sebagai bangunan Masjid Demak. Terdapat 4 pilar yang telah digunakan terhadap masjid ini, yakni telah berdasarkan pada seluruh sejarah pilar yang dibuat dengan Kanjeng Sunan Kalijaga.

5. Maksurah

Maksurah adalah dinding yang memiliki bentuk yakni berukir kaligrafi Arab yang dapat menghiasi pada bangunan Masjid Demak. Maksurah dibuat sekitar 1866 ketika Aryo Purbaningrat menjabat sebagai Adipati Demak.

6. Dampar Kencana

Dampar Kencana adalah takhta Sultan, yang kemudian akan berfungsi sebagai mimbar Masjid Agung Demak. Warisan Kerajaan Demak masih tersimpan rapi di Masjid Demak.

7. Situs Kolam Wudlu

Cekungan Wudlu dibangun yang telah bersamaan dengan pembangunan pada Masjid Demak. Situs ini dulunya merupakan suatu tempat wudhu bagi para siswa atau peziarah yang mengunjungi masjid untuk berdoa. Namun sekarang, tempat itu tidak lagi digunakan sebagai berwudlu dan hanya dapat dianggap sebagai aset budaya historis.

8. Piring Campa

Piring Campa adalah sebuah piring yang telah disumbangkan dengan seorang putri dari Campa, yang tidak lain ialah ibu dari Raden Patah. Terdapat 65 piring, dan beberapa ditempatkan di dinding masjid sebagai dekorasi, sementara yang lain ditempatkan di tempat imam.

Silsilah Raja-raja Kerajaan Demak

Terdapat beberapa kerjaan yang tersebesar dan terkenal di Kerajaan Demak, ialah:

Baca Juga :  Sejarah Pontianak

1. Raden Patah (1500-1518)

Dikenal dengan Pangeran Jimbun, Raden Patah diberikan
gelar dari Sultan Alam Akbar al-Fatah ketika ia menjadi pemimpin di Kerajaan Demak. Dalam pemerintahannya yakni pada Masjid Agung.

Demak didirikan di tengah-tengah Lapangan Demak.
Namun, Raden Patah tidak mau mengambil banyak risiko dan pada 1513 mengirim putranya Pati Unus dan armadanya sebagai menyerang wilayah Portugis di Malaka.

2. Sultan Trenggono (1521-1546)

Pati Unus tidak mempunyai sebuah keturunan, adalah yang tertinggi Kekuasaan jatuh ke tangan adiknya, Sultan Trenggono. Di bawah pemerintahannya, kerajaan Demak juga menikmati waktu yang mulia.

Sultan Treggono tidak hanya dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dapat memperluas wilayah ke Jawa Barat dan Jawa Timur. Pada 1522 ia telah mengirimkan beberapa pasukan kerajaan di bawah kepemimpinan Fatahillah untuk pergi ke Sunda Kelapa Portugis.

3. Pati Unus (1518-1521)

Pati Unus segera mengambil alih dalam sebuah pemerintahan kerajaan Demak ketika Raden Patah telah meninggal pada 1518. Meskipun diserang, tetapi gagal melawan Portugis di Malaka, Pati Unus dianggap sebagai panglima perang yang berani dan gagah, serta telah dihormati dengan masyarakat. Bahkan, ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor. kemudian Dalam perjalanan ke Malaka, Pati Unus merancang serangan itu Di sebelah Katir.

Kerajaan Demak telah didirikan pada 1500. Raja pertama kerajaan Demak ialah Raden Fatah, yang mempunyai sebuah gelar yakni bernama Sultan Alam Akbar Al-Fatah. Selama masa pemerintahannya, kerajaan Demak berkembang pesat.

Baca Juga :

Demikian pembahasan yang dapat kami sampaikan mengenai Peninggalan Kerajaan Demak. Semoga ulasan kali ini, dapat bermanfaat dan berguna bagi Anda semua.