Tahukah anda Pengertian Vulkanisme? Permukaan di bumi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tanah dan air.
Tanah yang dimaksud di sini adalah pulau-pulau yang digunakan sebagai tempat tinggal manusia atau bukan sebagai tempat tinggal manusia.
Sedangkan yang disebut perairan samudera dan beberapa jenis samudera di bumi. Kedua hal ini merupakan satu kesatuan yang menutupi permukaan bumi.
Berbicara tentang tanah, manusia, tumbuhan dan hewan kebanyakan hidup di darat. Ini karena tanah digunakan sebagai tempat makhluk hidup, tanah juga memiliki banyak fitur – fitur yang ada di dalamnya.
Salah satu bentuk penampilan yang ada adalah gunung. Gunung adalah salah satu fitur alami yang ada di daratan, pasti kita semua sudah tahu apa itu gunung, bahwa gunung itu adalah tonjolan yang sangat besar di daratan.
Pegunungan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu gunung aktif dan tidak aktif, gunung aktif adalah gunung yang masih bisa mengalami gejala erupsi.
Sedangkan gunung yang tidak aktif adalah gunung yang tidak dapat mengalami gejala atau proses erupsi. Banyak kegiatan yang berkaitan dengan gunung, salah satunya adalah vulkanisme.
Nah, dalam artikel ini kami akan menjelaskan tentang vulkanisme mulai dari pengertian, jenis, gejala, proses, dan efek dari vulkanisme.
Sebelum kita membahas lebih lanjut ada baiknya jika kita tahu dulu apa itu vulkanisme, berikut ini adalah pengertian vulkanisme.
Daftar Isi :
Apa itu vulkanisme?

Pengertian Vulkanisme iyalah peristiwa pelepasan magma (batuan lelehan panas) dari litosfer (lapisan di bawah permukaan bumi) ke permukaan bumi.
Magma yang bisa mencapai permukaan bumi dinamakan lava. Magma ini mampu mencapai permukaan dari bumi dikarenakan suhu tinggi dan keberadaan sejumlah gas yang dapat mendorong magma untuk bergerak ke atas.
Pengertian Vulkanisme adalah salah satu jenis energi endogen karena dapat membuat perubahan pada relief permukaan bumi karena energi dari bumi.
Jenis Vulkanisme
Vulkanisme itu sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis atau tipe, berikut ini adalah jenis vulkanisme berdasarkan tempat terjadinya, termasuk:
- Vulkanisme di Zona Berbeda
Yang pertama adalah vulkanisme di zona divergen, yaitu vulkanisme dalam bentuk pelepasan magma yang bersuhu sangat tinggi dan meleleh dan tanpa letusan yang sangat kuat. - Vulkanisme di Zona Konvergen
Yang kedua adalah vulkanisme di zona konvergen, adalah vulkanisme dalam bentuk letusan kuat yang memancarkan magma padat, gas, dan magma cair kental. - Vulkanisme di Zona Tengah
Vulkanisme terakhir di zona tengah adalah vulkanisme dalam bentuk peleburan magma tanpa letusan dahsyat.
Gejala Vulkanisme
Gejala vulkanisme dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu gejala dari perut bumi, dari luar perut bumi, dan gejala pasca erupsi. Berikut ini adalah penjelasan dari tiga gejala ini, termasuk:
1. Gejala Perut Bumi
Yang pertama adalah gejala perut bumi, gejala yang satu ini terjadi dari perut bumi, termasuk:
1. Intrusi Magma
Intrusi magma iyalah aliran magma yang menembus patahan atau celah yang terbentuk di dapur magma atau lapisan atas, tetapi tidak mencapai permukaan bumi.
Ada beberapa hasil yang terbentuk dari intrusi magma, termasuk:
- Batolite, batu beku dalam yang membeku di sekitar dapur magma.
- Lakolot, batuan beku dalam yang membeku di antara lapisan litosfer. Umumnya pangkalannya rata dan bagian atasnya cembung.
- Silis, adalah batuan beku dalam yang membeku di antara 2 (dua) lapisan, batuan ini datar, lebar dan tipis.
- Tanggul, yang merupakan batuan beku yang memotong litosfer, batuan ini tegak atau miring dan datar.
- Apifosa, adalah batuan beku dalam bentuk cabang – berukuran kecil.
- Korok, adalah batuan beku yang dibekukan di dalam pipa kawah.
2. Ekstrusi Magma
Ekstrusi magma adalah aktivitas magma yang mencapai permukaan bumi, ekstrusi magma dapat menyebabkan erupsi gunung. Erupsi itu sendiri dapat dibagi menjadi beberapa hal, termasuk:
- Erupsi Meledak, adalah letusan luar biasa yang dihasilkan dari tekanan gas yang sangat kuat.
- Erupsi epusif, adalah letusan gunung berapi yang disebabkan oleh tekanan gas magmatik yang tidak terlalu kuat, sehingga magma yang tebal keluar dari kawah.
Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di permukaan bumi dalam bentuk daratan, tetapi juga di lautan. Karena itu, gunung berapi di lautan juga mengalami ekstrusi.
Secara umum, ekstrusi magma dibagi menjadi beberapa hal, termasuk:
- Linear Extrusion, adalah ekstrusi yang terjadi ketika magma keluar melalui fraktur memanjang atau retakan yang membentuk serangkaian gunung berapi.
- Area Ekstrusi, adalah ekstrusi yang terjadi ketika magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar dan meleleh di area tertentu.
- Ekstrusi pusat, adalah ekstrusi yang terjadi ketika magma keluar melalui lubang, sehingga membentuk gunung integral.
2. Gejala dari Luar Perut Bumi
Selain dari dalam perut bumi, ada juga gejala dari luar perut bumi. Gejala-gejala dari luar perut bumi meliputi:
- Penurunan jumlah hewan dari gunung, hewan dapat menyadari gejala vulkanisme. Umumnya hewan akan turun berkelompok dan menghindari puncak gunung berapi.
- Terjadinya gempa bumi, gunung berapi yang mengalami aktivitas magma sering menyebabkan gempa vulkanik yang bisa dirasakan di sekitar gunung,
- Keluar Awan Panas, awan yang satu ini sering disertai dengan abu vulkanik yang sangat panas, awan ini juga mengandung racun. Karena itu cloud ini harus dijauhi.
3. Gejala Pasca Erupsi
Gejala ini terjadi setelah aktivitas gunung berapi berhenti. Beberapa gejala setelah letusan gunung berapi meliputi:
- Mata air panas terbentuk, setelah proses vulkanisme terjadi, sangat sering munculnya sumber panas yang keluar dari retakan, sebagai akibat dari letusan gunung berapi. Air dari sumber ini mengandung belerang dan belerang.
- Sumber gas yang terbentuk, sumber ini sering mengeluarkan gas uap air (N2) yang sering disebut sebagai fumarol dan sumber karbon dioksida (CO atau CO2) yang sering disebut sebagai mofet.
- Sumber air mineral yang terbentuk, air dari sumber ini mengandung banyak mineral yang baik untuk tubuh. Sehingga airnya sangat baik untuk dikonsumsi.
Proses Vulkanisme

Proses vulkanisme dapat dibagi menjadi 3 (tiga) hal, yaitu vulkanisme di zona divergen, vulkanisme di zona konvergen, dan vulkanisme di zona tengah.
Ketiga hal ini dibedakan berdasarkan zona atau tempat terjadinya vulkanisme, berikut ini adalah penjelasan dari ketiga hal tersebut.
1. Vulkanisme di Zona Divergen
Zona ini adalah gunung berapi yang muncul di jalur retak antara lempeng kerak bumi. Magma berasal dari lapisan yang terletak di bawah litosfer dan di atas mantel cair (asthenosphere) dan keluar menuju permukaan bumi.
Magma yang keluar sangat cair, memiliki suhu tinggi, dan keluar meleleh tanpa letusan yang mengerikan. Kemudian gunung berapi membentuk dataran lava luas atau igir memanjang.
Jika itu terjadi di dasar laut, naka akan membentuk igir samudera tengah. Contoh terbentuk di daratan seperti yang terjadi di deretan gunung berapi Afrika Timur dan daratan di Islandia.
Sementara contoh yang terjadi di air berada di tengah Samudera Hindia, Samudra Pasifik selatan, dan Samudra Atlantik.
2. Vulkanisme di Zona Tengah
Di zona ini gunung berapi muncul di tengah lempeng kerak bumi tanpa celah. Magma berasal dari pencairan astenosfer dan kerak yang lebih rendah karena penumpukan mineral radioaktif.
Pencairan menyebabkan kerak bumi menjadi tipis dan mudah ditembus oleh magma, magma yang terbentuk meleleh tanpa letusan yang kuat.
Gunung berapi yang dihasilkan umumnya berbentuk perisai dengan lubang kawah yang lebar. Contoh gunung adalah gunung berapi Manuola di Kepulauan Hawaii.
3. Vulkanisme di Zona Konvergen
Zona ini adalah gunung berapi yang muncul di jalur pertemuan antara dua lempeng kerak bumi.
Magma terbentuk dari pencairan sedimen laut yang berasal dari darat ketika ditransmisikan di bawah lempeng benua atau daratan.
Bentuk sedimen cair meningkat volumenya sehingga cairan tersebut segera mencari jalan keluar melalui celah di atasnya.
Di zona ini ada letusan yang sangat kuat yang dapat memuntahkan campuran Efusiva (magma cair kental), Eflata (magma padat), dan Ecclationation (gas).
Gunung berapi umumnya dalam bentuk lapisan atau strato dan kerucut. Contoh gunung berapi adalah Gunung Krakatau 1883, Gunung Merapi, Gunung Visuvius, Gunung Kelud, Gunung Fuji dan lainnya.
Dampak Vulkanisme
Ada dua dampak utama yaitu untung dan rugi, berikut ini adalah contoh kelebihan dan kekurangan gunung tersebut, di antaranya adalah:
1. Keuntungan dari Vulkanisme
- Abu vulkanik dapat menyuburkan tanah, karena mengandung banyak nutrisi.
- Gunung berapi yang tinggi dapat menyebabkan hujan orografis, sehingga daerah sekitarnya sering terjadi hujan.
- Kawasan pegunungan dapat digunakan sebagai kawasan hutan lindung, pariwisata, dan perkebunan.
- Bahan yang dikeluarkan oleh gunung bisa dalam bentuk pasir, batu besar, dan kerikil yang bisa digunakan sebagai bahan bangunan.
- Magma yang mencapai permukaan bumi membawa banyak barang tambahan yang dapat dimanfaatkan sebagai industri pertambangan.
2. Kerugian dari Vulkanisme
- Lava berbahaya.
- Letusan gunung berapi bawah laut dapat menyebabkan tsunami.
- Lepaskan gas yang sangat panas.
- Abu vulkanik dapat mengganggu penerbangan dan juga dapat merusak tanaman penghuni.
Penutup
Demikianlah Pelajaran tentang Pengertian Vulkanisme: Jenis, Gejala, Dampak Positif & Negatifnya, yang dapat kami sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi anda semua.
Terima kasih telah belajar dengan kami dan sampai berjumpa di artikel kami selanjutnya.
Baca Juga: