Pengertian Tenaga Eksogen

Tahukah anda Pengertian dari Tenaga Eksogen? Tenaga Eksogen merupakan energi yang berasal dari luar perut bumi. Energi eksogen adalah energi yang dapat merombak dan mengubah bentuk muka bumi atau bentang alam yang ada.

Perombakan gempa karena energi eksogen dapat disebabkan oleh pelapukan, erosi, sedimentasi dan pergerakan batu atau tanah.

Proses perombakan atau perubahan muka bumi, prosesnya dilakukan oleh air, udara dan es. Berikut ini adalah pengertian dari Tenaga Eksogen secara lengkap yang harus kamu ketahui.

Apa Itu Tenaga Eksogen?

Pengertian Tenaga Eksogen Jenis, Dampak Positif dan Negatifnya

Pengertian Tenaga Eksogen adalah energi yang berasal dari luar bumi dengan sifat-sifat yang merusak permukaan bumi yang terbentuk dari energi endogen.

Tenaga Eksogen berasal dari angin, air, sinar matahari, gletser, dan organisme yang akan menyebabkan pelapukan, erosi, sedimentasi, dan penggundulan.

Secara umum, Tenaga Eksogen berasal dari tiga sumber, yaitu:

  • Atmosfer, adalah perubahan suhu dan angin
  • Air dalam bentuk aliran air, guyuran hujan, ombak laut yang menabrak, gletser dan sebagainya.
  • Makhluk hidup dalam bentuk mikroorganisme, tumbuhan, hewan dan manusia.

Contoh energi eksogen termasuk tebing atau bukit yang diciptakan oleh energi endogen yang kemudian terkikis oleh angin membuat bentuk bumi berubah.

Jenis Tenaga Eksogen

Jenis Tenaga Eksogen

Energi eksogen dibagi menjadi beberapa jenis, termasuk yang berikut:

1. Pelapukan

Pelapukan adalah proses penghancuran kerak bumi karena fisik, kimia atau biologis. Proses kehancuran yang terjadi bisa dikarenakan dalam bentuk perubahan (perubahan komposisi bahan).

Serta fragsinasi (pemecahan kristal pada larutan magma) batuan atau material lain di atas atau dekat permukaan bumi yang disebabkan oleh beberapa faktor.

Seperti cuaca dan iklim, perubahan suhu, paparan elemen kimia terlarut dalam air hujan untuk tindakan manusia.

Proses pelapukan akan berdampak pada komposisi tanah dan asal-usul pembentukan batuan sedimen di tanah. Selain itu, proses pelapukan menghasilkan bahan yang awalnya besar menjadi bagian yang lebih kecil.

Menurut agen pelapukan, pelapukan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Pelapukan Fisik (Mekanis)

Pelapukan mekanik adalah perubahan yang terjadi sehubungan dengan bentuk luar atau pergerakan material.

Dalam pelapukan fisik, bahan hancur menjadi bagian-bagian yang lebih kecil tanpa mengubah komponen atau komposisi kimia dalam matalal. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan mekanik meliputi:

  • Suhu terus berubah
  • Kurang tekanan
  • Pembekuan
  • Kristalisasi
Baca Juga :  Pengertian Bisnis

2. Pelapukan kimiawi

Pelapukan kimia dapat terbentuk karena ada perubahan komposisi bahan kimia yang terlibat. Perubahan ini akan menyebabkan reaksi kimia bahan kimia baru dengan bahan kimia yang ada.

Terkadang reaksi ini juga bercampur (unsur-unsur di atmosfer atau mineral di kerak bumi).

Sehingga dampak yang timbul dari reaksi pelapukan ini pada material dapat terjadi membuat pembentukan pelapukan.

3. Pelapukan biologis

Pelapukan biologis atau pelapukan organik adalah pelapukan yang sering disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup yang mengakibatkan perusakan materi menjadi komponen yang lebih kecil.

Pelapukan ini dapat terjadi secara fisik maupun kimia. Seringkali itu secara fisik disebabkan oleh tindakan makhluk hidup besar seperti manusia, hewan dan tumbuhan.

Adapun metode kimianya disebabkan makhluk hidup kecil seperti bakteri atau komponen yang disekresikan oleh tubuh makhluk hidup besar.

2. Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pengendapan material batuan dengan proses gravitasi yang dapat terjadi di darat, zona transisi (garis pantai) atau di dasar laut karena dibawa oleh media angin, air atau es.

Ketika erosi batuan lapuk terjadi, material ditangkap oleh angin atau air, jadi ketika kekuatan transportasi material batuan berkurang, batuan akan mengendap di daerah alirannya.

Tidak hanya angin atau air, gletser juga memasuki media transportasi. Meskipun pergerakan transportasi oleh gletser lebih lambat, daya dukungnya sangat besar.

Curah hujan yang terjadi di dasar laut atau danau menyebabkan dasar laut menjadi dangkal. Menurut penyebabnya, sedimentasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, termasuk:

  • Sedimentasi Fluvial
    Sedimentasi fluvial adalah proses pengendapan material yang dibawa oleh air di sepanjang sungai. Tempat pengendapan meliputi, antara lain, sungai, danau atau muara sungai. Sumber-sumber material yang menjadi endapan fluvial adalah pecahan batuan yang sudah lapuk. Batuan pelapukan secara bertahap diangkut ke tempat lain dengan tenaga air.
  • Sedimentasi Laut
    Sedimentasi laut adalah proses pengendapan yang dilakukan oleh gelombang laut di sepanjang pantai. Menurut ukuran butir, sedimentasi laut dapat diukur dari sedimentasi ke ukuran butir menjadi kerikil.
  • Pasokan muatan sedimen yang sangat besar menghasilkan sedimentasi yang hanya bisa berasal dari daratan yang terbawa ke laut dengan menyeberangi sungai atau bisa juga pantai pasir oleh ombak.
  • Sedimentasi Aeolis atau Aeris
    Sedimentasi Aeolis adalah sedimentasi dari sedimentasi dari angin. Hembusan angin juga dapat membawa debu, pasir, dan bahkan material yang lebih besar. Semakin kuat hembusan, semakin besar daya dukungnya. Peristiwa itu disebut disintegrasi di mana prosesnya bisa bersifat fisik atau kimia. Sebagai hasil dari proses ini, butiran tanah akan terbentuk dengan berbagai jenis sifat, tergantung pada kondisi iklim, topografi, jenis batuan, waktu dan organisme.
  • Sedimentasi Es
    Sedimentasi gletser adalah hasil dari pengendapan sedimen oleh gletser. Bentang alam yang diendapkan dari gletser akan membentuk lembah. Ketika musim semi tiba, erosi terjadi oleh gletser yang mengarah ke lembah. Batuan atau tanah yang dihasilkan dari erosi juga akan turun melalui lereng dan menetap di lembah.
Baca Juga :  Pengertian Revolusi Bumi

3. Erosi (Mengikis)

Erosi adalah peristiwa erosi padatan (sedimen, tanah, batu, dll.) Karena transportasi angin, es, air, hujan, pengaruh gravitasi atau karena aktivitas makhluk hidup.

Proses erosi dapat mengakibatkan penurunan produktivitas tanah dan daya dukung tanah.

Jelas, erosi adalah proses alami dan baik untuk ekosistem. Namun seringkali erosi diperparah oleh aktivitas manusia dalam pengelolaan lahan yang buruk dan penggundulan hutan serta aktivitas merusak lainnya.

Menurut penyebab erosi dibagi menjadi beberapa jenis antara lain sebagai berikut:

1. Erosi Dengan Air (Alasi)

Ablasi adalah erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir.

Karena ablasi ini, ada gesekan antara aliran air dan tanah, semakin besar kecepatan dan jumlah air, semakin cepat tanah akan tererosi atau bantuan di bagian bawah tanah (sungai).

Jika gesekan terjadi terus menerus maka akan menyebabkan perubahan bentuk tanah tadi.

2. Erosi oleh angin (deflasi)

Deflasi adalah erosi yang terjadi oleh angin, proses ini sering ditemukan di daerah gurun dan di tempat-tempat di mana angin kencang disertai oleh pasir.

Deflasi akan menghasilkan hasil erosi batuan dengan bentuk seperti jamur. Prinsip dasar erosi mirip dengan erosi oleh air, yang disebabkan oleh gesekan gerakan angin dengan benda padat tertentu.

3. Erosi oleh Es (Eksarasi)

Eksaraasi adalah erosi yang disebabkan oleh gletser atau es. Eksarasi hanya terjadi di daerah dengan musim dingin atau daerah pegunungan tinggi.

Gletser atau es akan menjadi cairan yang menebal dan bergerak, pergerakan gletser akan mengikis kanan dan kiri lembah gunung. Batuan yang melewatinya akan tergores dan kemudian terkikis oleh gletser.

4. Erosi oleh Gelombang Laut (Abrasi)

Abrasi adalah erosi yang disebabkan oleh air laut. Erosi air laut yang tinggi dan rendah dipengaruhi oleh ukuran kekuatan gelombang laut.

5. Korosi

Korosi adalah jenis erosi yang mirip dengan deflasi, karena juga disebabkan oleh media angin.

Yang jadi perbedaan kedua jenis tersebut iyalah tipe partikel yang terbawa dengan angin. Deflasi ada karena kuatnya angin tanpa perlu melibatkan partikel di dalamnya.

Baca Juga :  Tanah Aluvial

Sedangkan korosi terjadi karena angin membawa butiran pasir atau butiran batu.

4. Gerakan Tanah atau Pemborosan Batuan

Pergerakan tanah atau batu adalah gerakan dan atau perusakan massa batu atau tanah dalam skala besar menuju tempat yang lebih rendah dari tempat asalnya.

Batu atau tanah yang rusak bergerak ke daerah yang lebih rendah karena gravitasi. Menurut besarnya dan kecepatan tanah atau batu yang bergerak, maka pemborosan massa dapat dibagi menjadi beberapa jenis, termasuk:

  • Gerakan Lambat (Creep)
    Gerakan lambat atau merayap adalah gerakan tanah atau batu dengan massa kecil dan kemajuan lambat. Batuan yang turun akan turun perlahan ke lereng ke beberapa kasus yang lebih sulit untuk diamati.
  • Gerakan Cepat
    Gerakan cepat, yaitu gerakan puing-puing batu yang sering mengandung cat air membuat kecepatannya lebih tinggi. Contohnya adalah aliran lumpur.
  • Tanah Longsor
    Lanslide adalah gerakan massa batu besar yang terjadi dengan cepat. Seringkali material dan tanah longsor ini jatuh secara vertikal.

Dampak Positif dari Tenaga Eksogen

  • Memunculkan habitat. Dengan pelapukan bebatuan, tanah terbentuk untuk memungkinkan vegetasi hidup di tanah. Keberadaan kehidupan tanaman di tanah, telah menyebabkan kehidupan hewan dan manusia. Manusia, hewan, dan tumbuhan adalah mata rantai kehidupan yang saling bergantung.
  • Memperluas tanah di bumi. Erosi yang terjadi di pegunungan material akan dibawa ke laut dan menetap di dasar laut. Peristiwa seperti ini telah berlangsung selama jutaan tahun sehingga endapan yang terbentuk semakin tebal dan lebih luas dan akhirnya membentuk tanah. Banyak dataran terbentuk oleh erosi dan sedimentasi seperti pantai timur Sumatra, pantai utara Jawa, dan lainnya. Dataran yang terbentuk dan hasil deposisi disebut dataran aluvial dan tanahnya disebut tanah aluvial.
  • Bawa barang tambang lebih dekat ke permukaan bumi. Dengan erosi dalam waktu yang sangat lama (jutaan tahun) gunung-gunung yang mengandung mineral dan produk mineral semakin rendah dan lebih rendah sehingga mineral di dalamnya lebih dekat ke permukaan bumi, dan akhirnya berada di permukaan bumi. .

Dampak Negatif Tenaga Eksogen

  • Kesuburan tanah berkurang karena tanah subur di permukaan bumi terus mengalami erosi setiap hujan turun.
  • Hasil erosi yang terendapkan (sedimentasi) di muara sungai menyebabkan pendangkalan di muara sungai, akibatnya sungai menjadi mudah banjir selama musim hujan. Ini terjadi karena aliran sungai yang mengalami hambatan di muara sungai.
  • Abrasi (erosi air laut) di pantai menyebabkan tanah di dekat garis pantai hilang oleh gelombang. Banyak rumah pantai hancur oleh abrasi.

Penutup

Demikianlah Pelajaran tentang Pengertian Tenaga Eksogen: Jenis, Dampak Positif dan Negatifnya, yang dapat kami sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi anda semua.

Terima kasih telah belajar dengan kami dan sampai berjumpa di artikel kami selanjutnya.

Baca Juga: