Tahukah anda Pengertian Mitigasi Bencana? Berdasarkan siklus waktu, manajemen bencana dibagi menjadi 4 kategori, yaitu sebelum bencana (mitigasi), ketika bencana terjadi (evakuasi), tidak lama setelah bencana (mencari dan menyelamatkan), dan pasca bencana (pemulihan).
Pada artikel ini, kita akan membahas spesifik mitigasi yaitu upaya yang dilakukan sebelumnya bencana. Berikut ini merupakan Pengertian Mitigasi Bencana yang harus anda ketahui.
Daftar Isi :
Apa itu Mitigasi Bencana?

Pengertian Mitigasi bencana alam adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk menghilangkan, mengurangi, atau mengendalikan dampak risiko dan kerugian yang tidak diinginkan melalui tindakan proaktif yang diambil sebelum keadaan darurat atau bencana terjadi, seperti banjir, gempa bumi, kebakaran hutan, tanah longsor, letusan gunung berapi, angin kencang, dan seterusnya.
Tujuan Mitigasi Bencana
Anda pasti sudah tahu, kan? Jika suatu bencana (baik bencana alam atau bencana buatan manusia) dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, dan jika kita tidak siap, konsekuensinya bisa sangat fatal.
Mulai dari hilangnya barang-barang berharga, rumah, bahkan nyawa. Duh bayangkan itu menakutkan. Oleh karena itu, mitigasi ada untuk mengurangi dampaknya. Dan secara lengkap, inilah tujuan mitigasi:
- Menghilangkan atau mengurangi kematian
- Mengurangi kerusakan properti (baik pribadi maupun umum)
- Mencegah atau mengurangi kerusakan sumber daya alam.
- Meningkatkan kesadaran publik (public awareness) dalam mencegah / mengantisipasi dan menghadapi dampak bencana
- Tingkatkan rasa aman dan kenyamanan masyarakat.
Jenis Mitigasi Bencana
Sama seperti perang melawan netizen, perang melawan bencana juga harus diperjuangkan oleh semua orang sehingga hasilnya bisa dimaksimalkan.
Dan praktik ini tidak hanya melibatkan investasi sektor publik dan swasta, tetapi juga perubahan sikap sosial dan peningkatan praktik individu.
Berikut adalah jenis tindakan mitigasi utama yang dapat mengurangi risiko jangka panjang:
1. Proyek Struktural
Proyek struktural adalah proyek mitigasi yang dilakukan oleh pemerintah, administrasi, atau peraturan yang melibatkan pembangunan struktur untuk mengurangi dampak bahaya.
Misalnya, perencanaan dan zonasi, membangun bendungan dan dinding banjir, membangun bangunan tahan gempa, pelestarian ruang terbuka, peraturan pengelolaan air hujan, perangkat pendeteksi aktivitas vulkanik, dan sebagainya.
2. Sosialisasi
Sosialisasi adalah tindakan belajar dan mengajar yang diberikan kepada orang-orang dari segala usia dan lingkungan tentang bahaya bencana dan cara untuk mengurangi mereka.
Sosialisasi ini terutama bertujuan untuk mengembangkan “budaya keselamatan” bencana.
Suatu budaya di mana masyarakat umum sepenuhnya sadar akan potensi bahaya, memilih untuk melindungi dirinya sendiri sebanyak mungkin dan dengan mudah dapat mendukung perlindungan yang dibuat atas namanya.
Jadi, individu juga harus berpartisipasi, ya, bukan hanya pemerintah. Beberapa contoh sosialisasi bencana adalah:
Pembangunan pusat informasi bahaya, menyediakan pendidikan tentang bencana di sekolah, simulasi bencana, mengundang orang untuk menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan, dll.
3. Pengurangan Konflik
Dalam bencana dan keadaan darurat yang disebabkan oleh konflik, mitigasi harus mencakup pengurangan konflik.
Langkah-langkah untuk mengurangi konflik harus dimulai dengan mengidentifikasi dan mengatasi akar penyebab konflik.
Meskipun negosiasi seringkali merupakan cara utama untuk mengurangi konflik, masalah-masalah ini dapat muncul karena alasan seperti penguasaan lahan, pekerjaan, akses ke sumber daya, dan intoleransi terhadap perbedaan etnis atau agama.
Masalah-masalah ini perlu diantisipasi melalui bentuk peringatan dini dan dijinakkan sebelum konflik meletus.
4. Perlindungan Properti
Perlindungan properti adalah modifikasi bangunan atau struktur untuk melindunginya dari bahaya atau memindahkan struktur dari area bahaya ke lokasi yang lebih aman.
Contohnya adalah akuisisi, relokasi, retrofit struktural, melengkapi bangunan dengan pecahan kaca, dll.
5. Perlindungan Sumber Daya Alam
Perlindungan sumber daya alam adalah tindakan yang meminimalkan bencana alam dengan melestarikan atau memulihkan fungsi alam.
Misalnya, pengendalian sedimen dan erosi, restorasi koridor sungai, pengelolaan daerah aliran sungai, pengelolaan hutan dan vegetasi, serta restorasi dan pelestarian lahan basah.
6. Mengidentifikasi Lokasi dan Situasi
Memahami bagaimana bahaya alam atau kecelakaan berubah menjadi bencana memungkinkan masyarakat untuk memperkirakan kemungkinan situasi di mana bencana itu mungkin terjadi.
Sebagai contoh, beberapa bangunan (elemen) lebih rentan terhadap gempa bumi (bahaya) daripada yang lain. Jadi, saat membangun gedung atau rumah, pastikan bangunannya benar-benar kuat.
Jangan sampai ini terjadi, hanya dibangun selama 1 bulan dan sudah runtuh. Selain itu, hindari membangun atau membeli rumah di daerah yang rawan banjir atau tanah longsor.
7. Layanan darurat
Layanan darurat adalah tindakan yang melindungi orang dan properti selama dan segera setelah bencana.
Misalnya dengan memasang sistem peringatan bencana, layanan tanggap darurat, perlindungan fasilitas penting, dll.
Prinsip-prinsip dalam Mitigasi Bencana

Semua peristiwa, baik alamiah atau disebabkan oleh aktivitas manusia, harus dikelola sesuai dengan hukum dan pedoman penanggulangan bencana yang relevan.
Dan prinsip- prinsip mitigasi bencana sesuai aturan adalah:
- Berkolaborasi dengan berbagai pihak (tanggung jawab bersama)
- Dilakukan secara aktif
- Non-diskriminasi
- Tindakan pencegahan khusus untuk kelompok yang paling rentan (balita dan lanjut usia)
- Selalu dipantau dan dievaluasi
- Evakuasi populasi preventif
Tidak hanya menyebabkan kerugian besar, pemulihan ekonomi akibat bencana dapat memakan waktu bertahun-tahun, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Oleh karena itu, mitigasi bencana alam sangat, sangat penting untuk dilakukan.
Kegiatan Mitigasi Bencana
Kegiatan mitigasi dapat mencakup membuat alat yang komprehensif dan proaktif yang membantu memutuskan di mana harus memfokuskan pendanaan dan upaya pengurangan risiko, seperti:
- Identifikasi sumber bahaya / bencana
- Zonasi / identifikasi zona aman untuk pemukiman
- Terapkan aturan kode bangunan
- Pemetaan dataran banjir
- Bangunan aman dari tornado dan gempa bumi
- Mengubur kabel listrik untuk mencegah kerusakan
- Membesarkan rumah di daerah rawan banjir
- Program kesadaran publik mitigasi bencana
- Program asuransi
- Prosedur penggunaan lahan yang tepat
- Tanam pohon yang menyerap CO2 dari udara dan simpanlah
- Memperlambat proses perubahan iklim global
- Gunakan kendaraan hemat bahan bakar / tingkatkan transportasi tidak bermotor
- Larangan membuang sampah di sungai atau saluran air lainnya
- Pemulihan lahan gambut yang dibudidayakan dan lahan terdegradasi
- Peningkatan teknik penanaman padi dan manajemen pupuk untuk mengurangi emisi CH4
- Larangan menebangi hutan atau lahan hijau lainnya
- Pembentukan hutan baru dengan penyemaian (reboisasi) atau penanaman di lahan non-hutan
- Penggunaan produk kehutanan untuk bioenergi untuk menggantikan penggunaan bahan bakar fosil
- Pengolahan air limbah yang terkontrol
Contoh Mitigasi
Berdasarkan penjelasan mitigasi di atas, mitigasi dikategorikan ke dalam beberapa jenis, dengan contoh sebagai berikut:
1. Bencana Alam: Tanah Longsor
Di bawah ini adalah mitigasi bencana yang dapat atau dapat dilakukan termasuk yang berikut ini.
- Bertingkat dengan sistem drainase yang tepat
- Peta rawan bencana untuk tanah longsor
- Membuat tanggul yang mengandung serpihan batu
- Penutupan celah pada lereng
- Penghijauan kembali di hutan yang gundul
- Jangan mendirikan bangunan di daerah tebing atau tanah yang tidak stabil
- Perhatikan dan ciptakan sistem peringatan dini
- Pantau informasi gejala dari tanah longsor dari media elektronik, misalnya seperti situs web BMKG
2. Bencana Non-Alam: Kegagalan Teknologi
Di bawah ini adalah mitigasi bencana yang dapat atau dapat dilakukan termasuk yang berikut ini.
- Mengurangi dari penggunaan bahan kimia yang mudah terbakar
- Batasan kapasitas penyimpanan bahan kimia yang mudah terbakar
- Pilih bahan bangunan atau peralatan tahan api
- Tingkatkan kesadaran akan standar keselamatan pekerja, misalnya dari desain peralatan kerja
- Meningkatkan kemampuan untuk memerangi asap, api, dan juga mengevakuasi karyawan (terutama pabrik)
3. Bencana Sosial: Kerusuhan
Di bawah ini adalah mitigasi bencana yang dapat atau dapat dilakukan termasuk yang berikut ini.
- Hindari orang-orang dari kelompok yang berdemonstrasi
- Hubungi pihak berwenang jika Anda melihat kerusuhan
- Meningkatkan rasa hormat adabta antara demonstran dan pasukan keamanan
Dan, misalnya lagi, suatu negara lebih sering terancam oleh gempa bumi, sedangkan untuk negara lain lebih sering tsunami.
Dalam hal ini, tentu saja setiap negara harus melakukan kegiatan mitigasi atau kegiatan yang berbeda sehingga pencegahan dilakukan secara optimal.
Selain itu, beberapa negara juga sangat rentan terhadap kombinasi bencana, seperti gempa bumi, tsunami, dan banjir.
Dengan begitu, pemahaman yang baik juga sangat diperlukan untuk keselamatan negara.
Atau lebih tepatnya masing-masing negara membutuhkan ahli dan ilmuwan seperti ahli seismologi, ahli hidrologi, ahli vulkanologi, dan lainnya.
Penutup
Demikianlah Pelajaran tentang Pengertian Mitigasi Bencana: Tujuan, Jenis, Kegiatan dan Contohnya, yang dapat kami sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi anda semua.
Terima kasih telah belajar dengan kami dan sampai berjumpa di artikel kami selanjutnya.
Baca Juga: