Kerajaan Samudra Pasai – Samudra Pasai, atau kerajaan Islam tertua yang berada di kepulauan ini, sering dikunjungi dengan berbagai kalangan para peneliti.
Kerajaan ini akan digunakan untuk bagian bahan dalam pembelajaran sejarah. Namun, beberapa sejarawan mulai melacak keberadaan kerajaan ini dari sejarah raja-raja Pasai.
Bagaimana dengan Sejarahnya? Dalam pembahasan kali ini, akan menjelaskan secara jelas, singkat dan mudah untuk dipahami mengenai Kerajaan Samudra Pasai. Yuukk… Simak ulasannya sebagai berikut.
Daftar Isi :
Bagaimana Sejarah Kerajaan Samudra Pasai ?
Kerajaan Samudera Pasai merupakan sebuah salah satu dalam pendudukan Islam yang pertama di wilayah Indonesia. Tidak banyak pada adanya informasi tersedia tentang kerajaan tersebut.
Kerajaan Samudera Pasai dapat dikenal sebagai Kerajaan Samudera Darussalam atau Kesultanan Pasai. Kerajaan ini terletak di pantai utara Pulau Sumatra atau tepatnya di kota Lhokseumawe dan Aceh Utara pada provinsi Aceh.
Awal Berdiri
Kerajaan Samudera Pasai telah didirikan pada abad ke-13 dengan Nazimuddin Al Kamil. Nazimuddin Al Kamil merupakan laksamana angkatan laut dari wilayah Mesir. Ia diperintahkan pada tahun 1238 M sebagai menaklukkan dalam pelabuhan Tambayat di Gujarat, yang memiliki tujuan yakni sebagai menciptakan pada tempat bagi pemasaran barang-barang dari Timur. Nazimuddin al-Kamil juga membangun sebuah kerajaan di pulau utara Sumatra. Tujuan utamanya ialah sebagai mendominasi perdagangan rempah-rempah dan paprika atau lada.
Beliau menyebut Angry Silu sebagai raja pertama Pasai. Setelah naik ke tahta, Marah Silu telah mengubah namanya menjadi sebutan Sultan Malik As-Saleh. Pada akhir masa pemerintahan, Sultan Malik As-Saleh sampai wafat pada 1297 Masehi atau 696 Hijriah.
Terdapat ketidak ada kesepakatan tentang kerajaan ini. Dikarenakan terdapat berbagai pemisahan antara nama Pasai dan Samudera. Tetapi catatan Cina tidak ada terjadinya pemisahan dalam nama kerajaan ini dan dapat percaya bahwa tersebut merupakan sebuah kerajaan.
Sementara Marco Polo menulis dalam daftar kerajaan yang ada pada waktu itu di pantai timur pulau Sumatra, dari selatan ke utara nama Ferlec (Perlak), Samara (laut), dan Basma.
Pada masa pemerintahan, Sultan Malik As-Saleh ia telah menikah dengan seorang putri dari Kerajaan Perlak, yakni Gangang Sari. Dari pernikahan tersebut lahirlah seorang anak yang bernama Sultan Malik Az-Zahir I. Pada masa pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir, kerajaan memiliki zaman atau masa keemasan.
Sultan Malik Az-Zahir I telah memperkenalkan dalam sebuah penggunaan pertama emas di lingkungan kerajaan. Menjadikan Kerajaan Pasai Samudera sebagai pusat perdagangan terbesar di Sumatra saat itu. Kerajaan tersebut menjadi terkenal untuk sebuah tempat dalam penyebaran Islam.
Peninggalan – Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Pasai Samudra mempunyai beberapa harta bersejarah yang begitu sangat berharga. Peninggalan ini yakni berupa makam raja dan benda berharga. Berikut merupakan beberapa peninggalan, diantaranya ialah:
1. Cakra Donya
Cakra Donya adalah lonceng besi besar dan stupa berbentuk yang disumbangkan oleh kaisar Cina Sultan Samudra Pasai.
Bagian dari lonceng telah diukir dengan berbagai karakter Cina dan Arab dalam pola yang indah. Sejauh ini Chakra Donya masih utuh dan Anda bisa melihatnya di wilayah Lhokseumawe.
2. Koin Emas
Koin Emas (atau disebut sebagai Dirham) untuk sebuah peninggalan yang begitu bersejarah adalah alat pembayaran yang sah di wilayah Samudra dalam Kerajaan Pasai. Koin Dirham tersebut terbuat dari campuran perak, emas, dan tembaga, menciptakan sebuah ciri yang unik dari koin emas dan bertuliskan Arab.
3. Makam Perdana Menteri
Samudra Pasai telah meninggalkan berbagai makam Perdana Menteri. Salah satu makam utama Perdana Menteri adalah makam Tengku Yacob.
Dia meninggal di Muharram 630 H atau jatuh dengan Agustus 1252 Masehi. Bersama. Batu nisan nya ditulis dalam tulisan suci yang indah berisi ayat-ayat dari Qursi, Surat Al-Imron: 18, dan Surat At-Taubah 21-22.
4. Naskah surat Sultan Zainal Abidin
Ada peninggalan naskah yang ditulis oleh Sultan Zainal Abidin, yang kemudian dikirim ke Kapten Moran sebelum kematiannya. Naskah ditulis dalam bahasa Arab. Isi dari teks tersebut adalah tentang kondisi Samudra Pasai pada tahun 1511, ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis.
5. Makam Raja-Raja Pasai
Makam raja-raja Pasai adalah sebuah peninggalan atau warisan sejarah berharga yang terkait erat dengan keberadaan Samudra Pasai. Ada banyak makam raja-raja Pasai yang memerintah dari waktu ke waktu.
Salah satunya merupakan suatu makam Sultan Malik As-Saleh di desa Beuringin di distrik Samudra dengan batu nisan berbahasa Arab dan makam Sultan Maulana Al Zhahir, yang terletak berada di sebelah nya.
Itulah kisah bahwa Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama yang meninggalkan Indonesia.
Baca Juga :
Demikian pembahasan kali ini mengenai Kerajaan Samudra Pasai, yang telah dijelaskan secara singkat dan jelas. Semoga ulasan kali ini dapat bermanfaat dan berguna bagi Anda semua.