Kerajaan Bali – Pada umumnya, telah menganut dalam kepercayaan dengan berupa agama Hindu yang hanya sebagai dominan, dan memiliki kepercayaan seperti dinamisme dan animisme.
Dalam kerajaan ini, memiliki sejarah, letak, peninggalan beserta raja-rajanya secara lengkap dan jelas. Yuukk… Simak penjelasan sebagai berikut.
Daftar Isi :
Sejarah Kerajaan Bali
Kerajaan Bali yakni yang terletak pada sebuah pulau di wilayah Jawa Timur, tepatnya di sebelah timur pada pulau Jawa. Dalam perkembangan historis nya, Bali memiliki sebuah hubungan yang sangat dekat dengan Jawa. Ketika dalam kerajaan Majapahit runtuh, banyak orang Majapahit yang melarikan diri dan menetap di Bali. Oleh karena itu, sampai sekarang, ada kepercayaan bahwa beberapa orang Bali ialah pewaris tradisi dalam kerajaan Majapahit.
Kerajaan Bali merupakan suatu kerajaan yang terletak dengan pulau kecil tidak jauh dari Jawa pada sebelah timur. Kerajaan ini berada di wilayah pulau kecil, yakni pada pulau Jawa sebelumnya. Dapat juga dikatakan bahwa pulau ini masih dianggap dari bagian pulau Jawa.
Kerajaan ini berlaku dalam bentuk Hindu, meskipun dinyatakan dalam perkembangannya kemudian bahwa tidak hanya Hindu mendominasi, tetapi juga kepercayaan seperti dinamika dan animisme. Karena budaya yang padat saat itu, meskipun kerajaan ini telah didirikan.
Peninggalan Kerajaan Bali
Berikut merupakan beberapa peninggalan pada Kerajaan Bali, ialah:
1. Pura Penegil Dharma
Sejarah pembangunan candi ini dimulai pada 915 M, ketika keberadaan candi, terkait dengan adanya sejarah panjang Ugrasena, anggota keluarga raja Mataram I, dan kedatangan Maha Rsi Markandeya di wilayah Bali.
2. Prasasti Blanjong
Prasasti Blanjong merupakan sebuah prasasti yang berisi sejarah dengan tertulis tertua di pulau Bali. Dalam prasasti ini kata Walidwipa disebutkan, istilah untuk pulau Bali. Prasasti ini berasal dari tahun 835 çaka (913 M) dan diterbitkan dengan seorang raja Bali yang bernama Sri Kesari Warmadewa.
3. Candi Mangenin
Kuil Yeh Mangenin terletak di Banjar, Sarasada, Desa Tampaksiring. Kuil Yeh Mangenin Dibangun di lembah sungai Pakerisan, cukup dalam dengan tebing yang curam. Didirikan di lereng timur tebing, candi ini adalah kesaksian sejarah masa lalu.
4. Pura Padas di Gunung Kawi
Gunung Kawi Temple atau Tebing Kawi Temple yang terletak pada Sungai Pakerisan, Kabupaten Gianyar, Desa Tampaksiring, Dusun Penaka, Distrik Tampaksiring, Provinsi Bali, Indonesia.
Candi ini sangat unik karena candi ini biasanya berupa batu utuh dari batu bata merah atau batu berg, tetapi candi ini tidak seperti ini, tetapi diukir di tebing di tepi sungai.
5. Pura Tirta Empul
Sejarah pada candi di daerah Tampaksiring di Bali dibangun pada 967 M dengan Raja Sri Candrabhaya Warmadewa. Di kuil atau tempat suci ini, biasa menjalani kehidupan yang sederhana, bebas dari keterikatan pada dunia materi, yoga, hukuman, pertobatan, dan meditasi dengan semangat lingkungan alam. Secara etimologis, Tirta Empul berarti air yang keluar dari tanah.
Raja Kerajaan Bali
Raja-raja yang pernah memerintah pada sebuah kerajaan Bali, yakni:
1. Jayasingha Warmadeva
Beberapa berspekulasi bahwa Jayasingha Warmadewa tidak keturunan Tabanendra karena Jayasingha Warmadewa menjadi raja pada 960 Masehi (bersama dengan masa pemerintahan Tabanendra).
2. Jaya Sakti
Jayasakti memerintah dari tahun 1133 hingga 1150 M dan merupakan seorang kontemporer dari pemerintahan Jayabaya di Kediri. Dalam mengarahkan pemerintahannya, Jayasakti dibantu oleh penasihat pusat yang terdiri dari senapati dan pemimpin agama baik dari Hindu dan Budha.
3. Dharma Udayana Warmadewa
Pada akhir pemerintahan Udayana, kerajaan Bali menikmati ketenaran. Ia memerintah bersama ratunya Mahendradatta, yakni putra dari Raja Makutawangsawardhana dari wilayah Jawa Timur. Sebelum naik tahta, Udayana mungkin berada di wilayah Jawa Timur, karena namanya tercantum dalam prasasti Jalatunda.
4. Sri Kesari Warmadewi
Berdasarkan pada prasasti Blanjong dari 914. Istana ini terletak di Singhadwawa.
5. Sri Wijaya Mahadewi
Pada 983 datengnya seorang ratu muncul, yakni Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi. Menurut Stone Callenfels, ratu berasal dari Kerajaan Sriwijaya. Namun Damais curiga bahwa sang ratu ialah seorang putri Empu Sindok (Jawa Timur).
6. Ratu Sri Ugrasena
Raja selanjutnya ialah seorang ratu bernama Sri Ugrasena. Dia memerintah 915-942, istananya di Singhamandawa. Ratu Sri Ugrasena telah meninggalkan pada sembilan prasasti. Secara umum, prasasti berisi informasi tentang pembebasan pajak di area tertentu.
7. Bedahulu
Pada 1343 Sri Astasura memerintah Ratna Bhumi Banten. Raja Bedahulu didukung oleh dua patiya, Kebo Iwa dan Pasunggrigis. Dia adalah raja terakhir karena Bali ditaklukkan dengan Gajah Mada pada masa pemerintahannya dan menjadi bagian wilayah taklukan kerajaan Majapahit.
8. Maraka
Marakata berjudul Dharmawangsawardhana Marakata Pangkajasthana Uttunggadewa. Marakata menyuruh dari tahun 1011 hingga 1022. Pemerintahan Marakata adalah sezaman dengan Airlangga.
9. Anak bungsu
Dia memiliki gelar Yang Mulia, Nira Kalih, Bhatari Lumah, Burwan Bhatara Lumah, Wajsu Anak Wira, Banu Wka Anak Wungsu ialah seorang raja Bali kuno, yang memiliki sebagian besar prasasti (lebih dari 28 prasasti) di Bali Utara, Tengah Bali dan Bali Selatan. Putra Wungsu memerintah selama 28 tahun dari 1049 hingga 1077.
Runtuhnya Kerajaan Bali
Runtuhnya pada sebuah kerajaan Bali disebabkan dengan strategi oleh Mahapatih Gajah Mada, yang pada saat itu memperluas ekspansi ke nusantara. Pertama, ia mengundang Raja Bali untuk menegosiasikan pemindahan kerajaan Bali ke kerajaan Majapahit.
Karena alasan ini, Patih Kebo Iwa dikirim ke Majapahit untuk pembicaraan damai, tetapi ketika ia tiba di sana, Kebo Iwa terbunuh tanpa sepengetahuan kerajaan Bali, kemudian Majapahit mengirim Gajah Mada, yang pura-pura mengundang negosiasi, tetapi kemudian membunuh Raja Gajah Waktra sehingga pada kerajaan tersebut di dalamnya adalah kerajaan Majapahit.
Baca Juga :
Demikian pembahasan kali ini dengan singkat dan jelas, mengenai Kerajaan Bali, semoga ulasan ini dapat bermanfaat dan berguna untuk Anda.