Kerajaan Aceh – Provinsi Aceh telah dikenal sebagai serambi Mekah dan berafiliasi dengan agama Syariah Islam. Kerajaan Aceh Darussalam dapat disebut dengan sebuah Kesultanan Aceh dan Kerajaan Aceh.
Pembangunan kerajaan ini mendekati keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan ini, di bawah otoritas Sultan Iskandar Muda, mengalami puncak kejayaannya.
Bagaimana sejarah dan peninggalan kerajaan Aceh? Dalam ulasan kali ini, kami akan membahas secara singkat dan jelas mengenai kerajaan tersebut. Yukk… Simak penjelasan nya sebagai berikut.
Daftar Isi :
Sejarah Singkat
Sebelum pada kerajaan Aceh atau kesultanan Aceh yang telah didirikan di pulau Sumatra dan berhasil, kerajaan Pasai merupakan sebuah kerajaan yang pertama-tama yang dapat mengendalikan daerah itu dengan Islam sebagai agama resmi rakyat dan kerajaannya. Kemudian terhadap kesultanan Aceh berdiri di depan kerajaan Pasai, yang mengalami dan kemunduran pada 1360 Masehi.
Raja pertama yang telah dinobatkan sebagai raja pada kerajaan Aceh merupakan Sultan Ali Mughayat Syah pada hari Minggu, 1 Jumadil Awal 913 H (1511 M), yang bahkan tidak disebut-sebut sebagai raja pertama sebagai pendiri pada kerajaan. Kerajaan Aceh yang menaklukkan kerajaan Pasai pada tahun 1524 M sebagai menjadi satu-satunya dalam penguasa di daerah itu dan melanjutkan kejayaan wilayah Aceh seperti di Kerajaan Pasai.
Sebelum Sultan Ali Mughayat Syah dapat memimpin terhadap kerajaan atau naik tahta, pada kesultanan Aceh dipimpin oleh ayahnya dan wilayahnya hanya mencakup Banda Aceh dan Aceh Besar. Sejak kepemimpinan Sultan Ali Mughayat Syah digantikan, kerajaan Aceh telah mengalami kemajuan pesat, termasuk bidang kompetensi yang semakin luas.
Sultan Ali Mughayat Syah juga sangat anti-kolonialis pada saat itu. Orang asing yang mencoba mengendalikan daerah ini adalah orang Portugis. Dia dan pasukannya menyerbu Daya, Pidie, Peurelak, Aru, Pasai dan kerajaan kecil lainnya karena mereka digunakan sebagai pertahanan Portugis. Namun, Kesultanan Aceh dapat mengendalikan daerah tersebut, termasuk mengusir Portugis.
Kesultanan Aceh mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1590-1636 M), dan pihak berwenang dapat mempertahankan masa kejayaan ini ketika diperintah dengan Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M). Dipimpin pada saat ini, Aceh mempertahankan hubungan diplomatik yang sangat baik dengan negara-negara asing dan mempunyai istana yang sangat megah dan indah.
Kerajaan ini telah mulai menurun ketika kerajaan Aceh dipimpin oleh empat ratu berturut-turut dan ada perselisihan tentang sebuah pemimpin perempuan. Selain itu, ada konflik dengan orang asing seperti Belanda, yang terlibat dalam penurunan kesultanan Aceh.
Sultan Kerajaan Aceh
Seperti Kerajaan Islam, Raja Sultan disebut dengan sebutan Terdapat beberapa Sultan yang pernah menjadi pemimpin pada kerajaan ini, diantaranya ialah:
1. Sultan Ali Mughayat Syah
Sultan Ali Mughayat Syah merupakan sebuah sultan yang pertama pada kerajaan Aceh. Dari 1514 hingga 1528 ia mengambil alih kekuasaan. Di bawah kekuasaannya, pada kerajaan mempunyai sebuah wilayah yang mencakup Banda Aceh-Aceh yang begitu Besar.
Selain itu, Kerajaan Aceh dapat meluas ke beberapa daerah di Sumatera Utara, yaitu daerah Daya dan Pasai. Sultan Ali telah menyerang pada posisi Portugis di bagian Malaka dan dapat menaklukkan kerajaan Aru.
2. Sultan Iskandar Muda
Di bawah kepemimpinan oleh Sultan Iskandar Muda, pada kerajaan ini telah mengalami puncak pada kejayaannya. Iskandar Muda telah memimpin dari 1606-1636 M. Sultan Iskandar Muda akan melanjutkan kepemimpinan yakni Sultan Alauddin Riayat Syah.
Iskandar Muda telah membawa terobosan baru ke kerajaan. Dia menciptakan panduan adat sebagai setiap suku dan telah merumuskan sistem negara (Qanun), yang menjadi pedoman sebagai administrasi aturan pada kerajaan.
3. Sultan Salahuddin
Salahuddin adalah putra Sultan Ali Mughayat Syah. Setelah kematian Sultan Ali Mughayat Syah, pemerintah telah dilanjutkan dengan putranya. Sultan Salahuddin telah memerintah dari tahun 1528 hingga 1537 setelah Kristus.
Akan tetapi, Sultan Salahudin kurang begitu memperhatikan kerajaannya yang telah berkuasa. Karena itu, kerajaan ini telah mengalami kemunduran. Pada akhirnya, tahun 1537 kekuasaan jatuh ke tangan saudaranya, yakni yang bernama Sultan Alaudin Riayat Syah.
4. Sultan Iskandar Thani
Sultan Iskandar Tahani telah memerintah dari 1626-1641 AD. Berbeda dengan para sultan sebelumnya yang terlibat juga dalam ekspansi, Iskandar Thani telah mencurahkan dalam perhatiannya untuk pengembangan internal.
Selain itu, sektor dalam pendidikan Islam mulai begitu meningkat selama kepemimpinannya. Membuktikan kelahiran buku yakni Bustanus salatin dengan Ulema Nuruddin Ar-Raniry. Meskipun Iskandar Thani telah memerintah hanya empat tahun, Aceh memiliki suasana damai.
5. Sultan Alaudin Riayat Syah
Sultan Alaudin Riayat Syah telah berkuasa dari 1537 hingga 1568 Masehi. Di bawah pemerintahannya, pada kerajaan ini dengan cepat menjadi bandara penting di Asia bagi para pedagang Muslim asing. Lokasi strategis Kerajaan Aceh telah menjadi peluang untuk mengubahnya menjadi titik transit bagi rempah-rempah Maluku. Bahkan, kerajaan Aceh terus menghadapi Portugis pada waktu itu.
Dalam kerajaan Aceh di bawah atas kepemimpinan Alaudin Riayat Syah dapat memperkuat sebagai angkatan laut. Selain itu, pada kerajaan ini dapat mempromosikan sebuah hubungan diplomatik dengan Kekaisaran Ottoman.
Peninggalan Kerajaan Aceh
Begitu banyak sisa-sisa pada kerajaan Aceh yang masih dapat saksikan sampai sekarang. RBerikut merupakan peninggalan-peninggalan pada kerajaan ini, diantaranya ialah:
1. Masjid Raya Baiturrahman
Pembangunan pada sebuah masjid ini masih menjadi kebanggaan pada masyarakat Aceh. Masjid Baiturrahman yang begitu agung dibangun pada tahun 1612 dengan Sultan Iskandar Muda. Terletak di tengah kota Banda Aceh. Masjid ini telah dibakar pada saat agresi militer kedua dan pada akhirnya dibangun kembali dengan Belanda.
Ketika tsunami 2004 yang telah melanda pada wilayah Aceh, masjid itu begitu masih kuat dan telah melindungi penduduk yang mengungsi. Hingga saat ini, masjid ini akan terus diperluas atau direnovasi menjadi lebih indah. Akhirnya, masjid ini direnovasi menyerupai Masjid Nabawi yang berada Madinah.
2. Gunongan
Gunongan adalah sebuah bangunan yang telah dibangun dengan Sultan Iskandar Muda. Bangunan ini telah dibangun atas dasar cinta Sultan Iskandar Muda kepada seorang putri Pahang (Putroe Phaang). Sultan Iskandar Muda telah menjadikannya sebagai Permaisuri. Karena cintanya yang besar, Sultan Iskandar Muda Putroe memenuhi keinginan Phaang untuk membangun taman sari yang begitu sangat indah, serta dilengkapi dengan sebuah Gunongan.
Saat ini Gunongan dan Taman Sari adalah tempat yang terpisah seperti Taman Sari, Gunongan dan Taman Putro Phaang. Lokasi ketiga tempat ini dekat dengan Masjid Agung Baiturrahman, sehingga dapat dengan mudah telah mengunjungi mereka.
3. Masjid Tua Indrapuri
Masjid ini pada awalnya merupakan kuil budaya dari Hindu di Aceh. Namun, pada masa dalam sebuah pemerintahan Sultan Iskandar Muda, candi ini diubah menjadi fungsi sebuah masjid. Di Indrapuri, wilayah Aceh Besar, orang masih bisa melihat bangunan yang menyerupai candi dalam struktur mereka, tetapi dikombinasikan dengan nuansa Islam ini.
Terdapat begitu banyak peninggalan lain yang masih terjaga. Peninggalan yakni dengan berupa benda-benda seperti koin emas, meriam dan lain sebagainya.
Sementara itu, dalam permintaan Qanun dapat dibuat dengan pemerintah Sultan Iskandar-Muda di pemerintahan dengan wilayah Aceh sampai saat ini.
Baca Juga :
- Cara Budidaya Jambu Air Deli Hijau
- Cara Menanam Jambu Air Citra
- Cara Budidaya Jambu Air King Rose
- Cara Menanam Jambu Air Dalam Pot
Demikian pembahasan yang dapat kami rangkum dengan jelas, singkat dan mudah untuk dipahami, yakni mengenai Kerajaan Aceh. Semoga ulasan kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semua.