Cara Budidaya Kopi – Kopi adalah hasil perkebunan yang paling banyak diperdagangkan. pusat budidaya kopi di Amerika, Asia Pasifik dan Afrika ke Indonesia dan Jawa Timur Jember.
sedangkan konsumen kopi terbesar ada di negara-negara Eropa dan Amerika. masuk akal jika komoditas ini diperdagangkan sangat aktif.
kopi adalah tanaman tahunan yang dapat mencapai usia produktif.
untuk memulai bisnis budidaya kopi murah di Jember dan menjual Biji Kopi Arabika Jember untuk Menjual Kopi Jember Murah, pilihlah jenis tanaman kopi dengan hati-hati.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan cara yang baik untuk menanam kopi termasuk jenis tanaman, teknik budidaya, manajemen pasca panen dan pemasaran produk akhir.
Daftar Isi :
Langkah dan Cara Budidaya Kopi

Bagi Anda yang penasaran dengan cara budidaya kopi, mari kita lihat langkah-langkah cara budidaya kopi berikut ini.
1. Pilih jenis dan varietas
Jenis tanaman kopi sangat banyak, bisa mencapai ribuan. Namun, hanya empat jenis yang dibudidayakan, yaitu arabika, robusta, liberika dan excelsa. Masing-masing jenis ini memiliki sifat yang berbeda.
Memilih jenis untuk menanam kopi, harus sesuai dengan lokasi tanah. Lokasi tanah yang berada pada ketinggian lebih dari 800 meter di atas permukaan laut sangat cocok untuk tumbuh arabika.
Sedangkan bila ketinggian sekitar 400-800 meter dapat ditanam Robusta. Penanaman kopi tingkat rendah dapat memperhitungkan jenis excelsa dan liberika. Selain dari sisi teknis akuakultur, sesuatu yang patut diperhitungkan iyalah harga jual pada produk akhir.
Kopi arabika umumnya memiliki harga lebih tinggi dari pada jenis lainnya. Tetapi Robusta memiliki produktivitas tertinggi, hasilnya juga tinggi.
2. Mempersiapkan bibit kopi
Setelah memutuskan penanaman kopi yang cocok, langkah selanjutnya adalah mencari bibit unggul, menyiapkan lahan dan menaungi pohon.
Informasi mengenai benih unggul untuk penanaman kopi dapat ditanyakan ke Pusat Penelitian Kopi dan Kakao atau toko benih tepercaya. Sementara itu, pohon peneduh harus sudah disiapkan setidaknya 2 tahun sebelum penanaman kopi berlangsung.
Untuk budidaya kopi arabika, sumber tanaman yang digunakan adalah varietas. Contohnya adalah varietas S 795, USDA 762, Kartika-1 dan Kartika-2. Sedangkan untuk budidaya kopi robusta, sumber tanaman yang digunakan adalah klon. Misalnya klon BP 42 atau BP 358.
Perbanyakan bibit pohon kopi dapat diperoleh dengan teknik generatif dan vegetatif. Perbanyakan biji secara generatif biasanya digunakan untuk budidaya kopi Arabika, sedangkan kopi Robusta lebih sering menggunakan penggandaan vegetatif menggunakan stek.
Setiap metode menggandakan benih mempunyai kelebihan serta kekurangan masing-masing.
3. Persiapan lahan dan pohon peneduh
Budidaya kopi dapat dilakukan baik tingkat tinggi maupun rendah, tergantung pada jenisnya. Secara umum, kopi membutuhkan tanah gembur yang kaya akan bahan organik.
Untuk meningkatkan kesuburan, sediakan pupuk organik dan pupuk tanah di sekitar area tanaman. Arabika akan tumbuh dengan baik di pH keasaman tanah 5-6,5, sedangkan robusta pada tingkat keasaman 4,5-6,5 pH.
Hal yang harus dipersiapkan sebelum memulai penanaman kopi adalah menanam pohon pelindung. Gunakan pohon peneduh untuk mengatur intensitas sinar matahari yang masuk. Tanaman kopi termasuk tanaman yang membutuhkan intensitas sinar matahari tidak penuh.
Pohon rindang yang sering digunakan dalam budidaya kopi adalah dadap, lamtoro dan sengon. Pilih pohon yang tidak perlu banyak perawatan dan daunnya bisa menjadi sumber pupuk hijau.
Pohon pelindung jenis sengon harus ditanam 4 tahun sebelum penanaman kopi. Padahal jenis lamtoro bisa lebih cepat, sekitar 2 tahun sebelumnya. Tindakan yang diperlukan untuk merawat pohon rindang adalah memangkas daun dan menipis.
4. Menanam biji kopi
Jika tanah, pohon peneduh dan benih sudah siap, langkah berikutnya iyalah memindahkan bibit pada polybag ke lubang tanam di area taman. Jarak tanam yang disarankan untuk penanaman kopi adalah 2,75 × 2,75 meter untuk Robusta dan 2,5 × 2,5 meter untuk Arabika.
Jarak tanam ini bervariasi dengan ketinggian tanah. Semakin tinggi lahan semakin jarang dan semakin rendah jarak tanam. Buat lubang tanam dengan ukuran 60x60x60 cm, buat lubang ini dilakukan 3-6 bulan sebelum tanam. Saat menggali lubang tanam, pisahkan tanah galian atas dan tanah galian bawah.
Biarkan lubang tanam terbuka. Dua bulan sebelum tanam, campurkan 200 gram belerang dan 200 gram kapur dengan dasar tanah yang digali. Lalu taruh di lubang tanam. Sekitar 1 bulan sebelum benih ditanam, campurkan 20 kg kompos dengan tanah pucuk, lalu masukkan ke dalam lubang tanam.
Sekarang biji kopi siap ditanam di lubang tanam. Sebelumnya daun papas yang ada di dalam bibit sampai tersisa ⅓ bagian untuk mengurangi penguapan.
Buang biji kopi dari polybag, lalu gali lubang tanam kecil yang telah disiapkan. Kedalaman penggalian menyesuaikan dengan panjang akar. Untuk benih yang memiliki dukungan akar, cobalah menanam akar dengan tegak.
Tutupi lubang tanam agar tanaman tetap kokoh, jika perlu beri pasak untuk menopang tanaman agar tidak roboh.
5. Perawatan budidaya kopi
Langkah-langkah yang diperlukan untuk memelihara penanaman kopi adalah penanaman kembali, pemangkasan dan penyiangan. Penjelasan berikut:
- Penyulaman
Setelah bibi ditanam di area kebun, periksa pertumbuhan bibit setidaknya dua kali seminggu. Setelah bibit berumur 1-6 bulan, periksa setidaknya sebulan sekali.
Selama masa inspeksi, jika ada kematian di pohon kopi segera lakukan penggantian. Penanaman kembali dilakukan dengan biji yang sama. Lebih berhati-hati agar tanaman buluh dapat menyamai pertumbuhan pohon lainnya.
- Pemupukan
Pemberian pupuk untuk budidaya kopi dapat menggunakan pupuk organik atau pupuk buatan. Pupuk organik dapat diperoleh dari bahan-bahan di sekitar kebun seperti sisa-sisa daun hijau dari pohon teduh atau kulit dari buah kopi pengupas dan selanjutnya dibuat menjadi pupuk kompos.
Kebutuhan pupuk pada setiap pohon sekitar 20 kg dan diberikan sekitar 1-2 tahun. Cara memberi pupuk dengan membuat lubang pupuk di sekitar tanaman.
Lalu masukkan kompos ke dalam lubang pupuk. Bisa juga dicampur dengan pupuk buatan menjadi kompos. Untuk tanah asam dengan pH di bawah 4,5, pupuk dicampur dengan setengah kilogram kapur. Jeruk nipis dilakukan setiap 2-4 tahun.
Untuk memperkaya bahan organik area perkebunan bisa ditanami tanaman penutup tanah. Tanaman yang biasa digunakan sebagai penutup tanah dalam budidaya kopi termasuk bunguk (Mucuna munanease) dan kakacangan (Arachis pintol).
Tanaman penutup tanah berfungsi sebagai perlindungan dan kesuburan tanah, di samping hijauan dapat digunakan sebagai sumber pupuk organik.
- Memangkas pohon
Ada dua jenis pemangkasan dalam budidaya kopi, yaitu pemangkasan batang tunggal dan pemangkasan batang ganda. Pemangkasan batang tunggal lebih cocok untuk tanaman kopi yang memiliki banyak cabang sekunder seperti arabika.
Pemangkasan ganda lebih diterapkan di perkebunan petani kecil yang menanam robusta. Pemotongan ini lebih cocok untuk perkebunan di dataran basah dan rendah.
Berdasarkan fungsinya, pemotongan dalam budidaya kopi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
- Pemotongan produksi ditujukan untuk memotong cabang yang tidak produktif atau tua. Hal ini dilakukan agar tanaman lebih fokus pada penanaman cabang produktif. Selain itu, pemangkasan ini juga untuk menghilangkan cabang yang terkena penyakit atau hama.
- Formasi pemengkasan, ditujukan untuk membentuk kerangka tanaman seperti bentuk kanopi, tinggi tanaman dan jenis percabangan.
- Pemangkasan peremajaan dilakukan pada tanaman yang telah mengalami penurunan produksi, hasil kurang dari 400 kg / ha / tahun atau bentuk kanopi yang tidak teratur. Pemangkasan dilakukan setelah pemupukan untuk menjaga ketersediaan nutrisi.
- Menyiangi gulma
Tanaman kopi harus selalu bersih dari gulma, terutama ketika tanaman masih muda. Lakukan penyiangan setiap dua minggu, dan bersihkan gulma di bawah kanopi pohon kopi.
Jika tanaman cukup besar, kontrol gulma di luar kanopi tanaman kopi dapat memanfaatkan tanaman penutup tanah. Menyiangi gulma pada tanaman dewasa hanya jika perlu.
6. Hama dan penyakit
Lahan budidaya kopi yang terserang hama dan penyakit akan mengalami penurunan produktivitas, kualitas kopi dan bahkan kematian tanaman. Beberapa hama dan penyakit umum yang menyerang penanaman kopi adalah sebagai berikut:
- Penggerek buah kopi. Menyerang tanaman muda dan tua. Akibatnya serangan buah akan jatuh atau perkembangan buah tidak normal dan membusuk. Pengendalian hama ini adalah untuk meningkatkan sanitasi kebun, pohon peneduh, memanen buah yang terinfeksi, dan penyemprotan bahan kimia.
- Penyakit karat daun (HV). Biasanya menyerang tanaman arabika. Gejala serangannya bisa dilihat dari permukaan daun yang memiliki bintik-bintik kuning, semakin lama warnanya menjadi kuning gelap. Dapat dihindari dengan menanam kopi arabika di atas ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Kontrol lain dapat dilakukan dengan penyemprotan kimia, pemilihan varietas unggul, dan kultur teknis.
- Serangan nematoda. Ditemukan di banyak pusat perkebunan kopi Robusta. Serangan ini dapat mengurangi produksi hingga 78%. Pengendalian penyakit ini bisa dilakukan dengan menghubungkan tanaman dengan batang bawah yang tahan terhadap nematoda.
7. Panen dan pasca panen

Tanaman yang dibudidayakan secara intensif dapat berbuah pada usia 2,5-3 tahun untuk jenis robusta dan 3-4 tahun untuk arabika. Panen pertama biasanya tidak terlalu banyak, produktivitas tanaman kopi akan mencapai puncaknya pada usia 7-9 tahun.
Panen kopi dilakukan secara bertahap, panen raya dapat terjadi dalam 4-5 bulan dengan interval waktu memetik setiap 10-14 hari. Pemanenan dan pemrosesan pasca panen akan menentukan kualitas produk akhir.
Penutup
Demikianlah Pelajaran tentang cara budidaya kopi yang benar agar hasil panen melimpah, yang dapat kami sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi anda semua.
Terima kasih telah belajar dengan kami dan sampai berjumpa di artikel kami selanjutnya.
Baca Juga: