Cara Budidaya Belut

Cara Budidaya Belut – Belut mulai dibudidayakan secara luas karena semakin lama permintaan pasar meningkat. Selain balado belut dapat dibuat, hewan air tawar ini juga dapat digunakan sebagai berbagai olahan lainnya seperti keripik, atau dibakar.

Rasanya enak dan memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Karena itu, semakin banyak orang ingin membuat belut menjadi bisnis dengan dibudidayakan. Anda bisa mempelajari tips bertani belut terlebih dahulu sebelum memulai.

Cara membudidayakan belut masih termasuk mudah tetapi memiliki teknik yang berbeda dengan beternak ikan lainnya, banyak hal yang masih harus dipelajari sehingga hasil budidaya belut ini akan menghasilkan anakan yang berkualitas. Berikut tips budidaya belut yang bisa Anda contoh.

Langkah dan Cara Budidaya Belut

Cara Budidaya Belut Yang Praktis Tanpa Menggunakan Kolam Lumpur

Bagi Anda yang penasaran dengan cara budidaya belut, mari kita lihat langkah-langkah budidaya belut berikut ini.

1. Pilih Benih Belut

Bibit untuk budidaya belut dapat diperoleh dari hasil budidaya dan tangkapan. Keduanya mempunyai kekurangan dan kelebihan.

Bibit hasil tangkapan memiliki beberapa kelemahan, seperti ukuran tidak seragam dan kemungkinan trauma karena metode penangkapan. Kelebihan benih tangkapan adalah lebih gurih sehingga harga jualnya lebih baik.

Kekurangan benih yang dihasilkan dari budidaya biasanya lebih rendah dari tangkapan belut. Sedangkan keunggulannya adalah ukuran benih lebih seragam, bisa tersedia dalam jumlah besar, dan kontinuitas terjamin.

Selain itu, benih budidaya memiliki kekuatan pertumbuhan yang relatif sama karena biasanya berasal dari induk yang seragam. Benih belut yang dibudidayakan diperoleh dengan cara menelurkan belut jantan secara alami dengan betina.

Sejauh ini di Indonesia belum ada pemijahan buatan (seperti suntikan hormon) untuk belut. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pembibitan, silakan baca kiat pembibitan belut.

Bibit yang baik untuk budidaya belut harus memiliki kriteria sebagai berikut:

  • Gerakannya aktif dan lincah, tidak lamban.
  • Ukurannya seragam. Ukuran benih yang seragam dimaksudkan untuk memudahkan pemeliharaan dan mengurangi risiko kanibalisme atau pemangsaan timbal balik.
  • Bebas dari penyakit.
  • Tidak cacat fisik atau cedera.
Baca Juga :  Cara Budidaya Ikan Lele

Pemeliharaan belut untuk waktu pembesaran umumnya memakai bibit belut dengan ukuran 10-12 cm. Biji sebesar ini membutuhkan waktu pemeliharaan sekitar 3-4 bulan, sampai siap untuk dikonsumsi.

Untuk pasar ekspor yang membutuhkan ukuran lebih besar, waktu perawatan bisa mencapai 6 bulan.

2. Mempersiapkan kolam budidaya belut

Budidaya belut bisa dilakukan di kolam permanen atau semi permanen. Kolam permanen yang sering digunakan termasuk kolam tanah, sawah, dan kolam dinding.

Sedangkan kolam semi permanen termasuk kolam terpal, drum, tong, wadah plastik dan jaring. Kali ini kita akan membahas budidaya belut di dinding tembok.

Dinding kolam relatif lebih kuat, kehidupan ekonominya dapat bertahan hingga 5 tahun. Bentuk dan luas kolam dinding dapat dibuat dari berbagai jenis, disesuaikan dengan keadaan ruang dan kebutuhan.

Tinggi kolam berkisar antara 1-1,25 meter. Tiriskan lubang yang dibuat dengan pipa agak besar untuk memfasilitasi penggantian media tanam.

Untuk dinding kolam yang masih baru, Anda harus mengeringkannya terlebih dahulu selama beberapa minggu. Kemudian rendam dalam air dan tambahkan daun pisang, serabut kelapa, atau daun pisang. Cuci setidaknya tiga kali atau sampai bau semen hilang.

3. Media berkembang untuk budidaya belut

Di alam liar, belut sering ditemukan di perairan berlumpur. Lumpur adalah tempat perlindungan bagi belut. Bahkan di tambak akuakultur, belut membutuhkan media tumbuh dalam bentuk lumpur.

Beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat lumpur / media tanam meliputi, lumpur lahan basah, kompos, humus, pupuk kandang, sekam padi, jerami padi, daun pisang, dedak, tanaman air, dan mikroba pengurai.

Komposisi bahan organik dalam media tanam budidaya belut tidak memiliki patokan. Itu benar-benar tergantung pada kebiasaan dan pengalaman Anda. Penggarap dapat mencampur media tumbuh mereka sendiri dari bahan yang mudah tersedia.

Berikut adalah salah satu langkah alternatif untuk membuat media tumbuh untuk budidaya belut:

  • Tambahkan campuran pupuk kandang (kerbau atau kotoran sapi), kompos atau tanah lapisan atas setebal 20-25 cm, di atas batang pisang. Pupuk organik bermanfaat untuk memicu pertumbuhan biota yang bisa menjadi penyedia makanan alami bagi belut.
  • Bilas media pertumbuhan dengan cairan bioaktivator atau mikroba pengurai, misalnya larutan EM4.
  • Bersihkan dan keringkan kolam. Kemudian letakkan jerami padi cincang di dasar kolam setebal 20 cm.
  • Letakkan potongan pisang setebal 6 cm di atas sedotan.
  • Jalankan air bersih selama 3-4 hari dalam media pertumbuhan yang difermentasi untuk membersihkan racun. Atur aliran air yang besar, jangan terlalu berat agar tidak terkikis.
  • Langkah terakhir, rendam media tanam dengan air bersih. Kedalaman air 5 cm dari permukaan. Di kolam bisa diberikan tanaman air seperti eceng gondok. Jangan terlalu padat.
  • Persediaan dengan lumpur sawah atau rawa setebal 10-15 cm. Biarkan media tumbuh selama 1-2 minggu untuk difermentasi sepenuhnya.
  • Dari proses di atas diperoleh lapisan media tumbuh / lumpur setebal 60 cm. Setelah semuanya selesai, bibit belut siap ditebar.

Catatan: Dengan metode lain, budidaya belut dapat dipertahankan dalam air bersih tanpa menggunakan lumpur.

4. Distribusi benih dan pengelolaan air

Distribusi benih dan pengelolaan air

Belut adalah hewan yang bisa dibudidayakan dengan kepadatan tinggi. Kepadatan stocking untuk bibit belut berukuran 10-12 cm berkisar antara 50-100 ekor / m2.

Baca Juga :  Cara Budidaya Ikan Cupang

Tebar benih di sore dan pagi hari sehingga belut tidak stres. Benih yang berasal dari hasil tangkapan alami awalnya harus dikarantina kurang lebih 1-2 hari.

Proses karantina dikerjakan dengan menaruh benih dalam air yang bersih dan mengalir. Berikan pakan dalam bentuk pengocok telur sewaktu proses karantina.

Atur sirkulasi air dengan hati-hati. Jangan terlalu berat (air seperti genangan sawah) yang penting untuk sirkulasi air. Juga mengatur kedalaman air, ini mempengaruhi postur belut.

Air yang sangat dalam akan menjadikan belut banyak berenang untuk ambil oksigen pada permukaan, hingga belut bisa lebih kurus.

5. Makanan

Belut adalah binatang yang rakus. Keterlambatan dalam menyediakan makanan bisa berakibat fatal. Terutama pada belut yang baru ditebar.

Jumlah makanan harus sesuai dengan banyak populasi belut. Umumnya, belut butuh 5-20% dari berat badannya setiap hari.

Berikut adalah persyaratan pakan harian untuk berat populasi belut 10 kg:

  • Usia 0-1 bulan: 0,5 kg
  • Usia 1-2 bulan: 1 kg
  • Usia 2-3 bulan: 1,5 kg
  • Usia 3-4 bulan: 2 kg

Budidaya belut dapat berupa pakan hidup atau mati. Makanan hidup untuk belut kecil (larva) meliputi zooplankton, cacing, kutu air (daphnia / moina), cacing, berudu, larva ikan, dan larva serangga.

Sedangkan belut dewasa dapat diberikan makanan berupa ikan, katak, serangga, kepiting yuyu, siput, belatung, dan siput. Frekuensi pemberian pakan langsung dapat dilakukan setiap 3 hari sekali.

Untuk pakan mati bisa diberikan ayam bangkai, cincang keong, ikan rucah, kepiting yuyu cincang, atau pelet. Makanan mati untuk pemeliharaan belut harus diberikan sehabis direbus dahulu. banyaknya makan bisa mati 1-2 kali setiap hari.

Karena belut bersifat nokturnal, makan akan lebih efektif pada sore atau malam hari. Kecuali pada budidaya sendiri, maka memberi pakan bisa dikerjakan sepanjang hari.

Baca Juga :  Cara Menanam Cabe Rawit

6. Pemanenan

Tidak ada standar seberapa besar belut dikatakan siap untuk dikonsumsi. Namun biasanya pasar domestik umumnya membutuhkan komoditi belut yang lebih kecil, sedangkan pasar ekspor membutuhkan ukuran yang lebih besar.

Untuk pasar domestik, waktu pemeliharaan untuk pembesaran berkisar 3-4 bulan, sedangkan untuk pasar ekspor adalah 3-6 bulan, bahkan lebih, mulai dari saat benih ditanam.

Ada dua cara untuk memanen budidaya sidat, panen parsial dan panen total. Sebagian panen dilakukan dengan memanen semua populasi belut, kemudian belut kecil dipisahkan untuk dipelihara kembali.

Sementara total panen biasanya dilakukan dalam budidaya belut intensif, di mana metode pemberian makan dan budidaya dilakukan dengan hati-hati. Sehingga belut yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih seragam.

Penutup

Demikianlah Pelajaran tentang cara budidaya belut yang benar agar hasil panen melimpah, yang dapat kami sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi anda semua.

Terima kasih telah belajar dengan kami dan sampai berjumpa di artikel kami selanjutnya.

Baca Juga: