Analisis Rasio Keuangan

Analisis Rasio Keuangan – Biasanya, manajemen perusahaan menggunakan teknik dalam perhitungan yang disebut keuangan, yang memiliki sebuah tujuan untuk operasinya untuk menetapkan pedoman.

Sebagai alat analisis keuangan untuk mengevaluasi kinerja organisasi bisnis dan membandingkan data keuangan. Apakah yang dimaksud dengan rasio keuangan?

Dalam ulasan ini akan menjelaskan mengenai rasio keuangan yang akan dijelaskan secara jelas dan singkat. Yuukk… Simak penjelasan nya sebagai berikut.

Apa itu Analisis Rasio ?

Analisis Rasio Keuangan adalah alat untuk menganalisis dan mengukur kinerja bisnis menggunakan parameter status kesehatan dalam keuangan perusahaan.

Untuk data keuangan, dapat melihat laporan keuangan yang biasanya tersedia ini, contohnya neraca, laporan arus kas, laporan laba rugi, dan laporan lainnya.

Rasio-Keuangan

Ukuran keuangan ini adalah metode yang sering digunakan untuk melakukan analisis dengan menghitung nilai rata-rata dalam laporan keuangan dan menjelaskan hubungan antara jumlah tertentu dan jumlah lain dalam sebuah laporan keuangan.

Dengan menggunakan pengukuran spesifik yang telah diidentifikasi telah memiliki suatu keunggulan tertentu, dalam hasil analisis dapat digunakan untuk pedoman dalam sebuah pengambilan keputusan.

Analisis-Rasio-Keuangan

Macam – Macam Analisis Rasio Keuangan

Rasio Keuangan bukan hanya untuk satu jenis saja. Terdapat berbagai macam rasio, dapat dibagi menjadi empat jenis rasio keuangan yang pada umumnya digunakan di wilayah Indonesia, ialah:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas ialah dapat menggambarkan sebuah kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan semua kewajibannya (utang jangka pendek). Perusahaan dengan solvabilitas yang memadai untuk kewajiban jangka pendek disebut sebagai perusahaan likuid, kecuali mereka digambarkan sebagai likuid.

Terdapat beberapa rasio likuiditas yang mencakup dalam berbagai jenis tindakan, ialah:

a. Cash Ratio

Cash Ratio merupakan suatu rasio antara aset lancar dikurangi persediaan dan utang jangka pendek. Ukuran ini lebih berkaitan dengan komponen kas dan setara kas, sekuritas dan piutang.

Baca Juga :  Definisi Jurnal Penjualan

Rumus untuk menghitung rasio cepat adalah sebagai berikut:

Cash Ratio = [(Kas + Setara Kas) : Utang Lancar] x 100%

Rumus ini menunjukkan bahwa nilai Quick Ratio, jika 100% atau sama dengan 1, sudah menjadi perusahaan yang hebat dan berkinerja tinggi, karena memiliki aset jangka pendek yang dapat menutupi utang saat ini. Semakin tinggi dalam skor Quick Ratio, semakin kuat pada perusahaan. Namun demikian, bisnis yang sehat tidak harus selalu dianggap berdasarkan skor rasio cepatnya.

b. Current Ratio

Current Ratio merupakan ukuran yang dapat membandingkan aset lancar dengan utang jangka pendek. Terdapat beberapa hal yang dapat diklasifikasikan sebagai aset lancar ialah uang tunai, persediaan, piutang, dan berbagai aset lainnya.

Rumus untuk menghitung rasio saat ini ialah sebagai berikut:

Current Ratio = (Aktiva Lancar : Utang Lancar) x 100%

Menurut rumus ini, jika nilai rasio saat ini adalah 100% atau sama dengan 1, itu berarti bahwa perusahaan dapat menutupi utang jangka pendek dengan aset jangka pendek dengan nilai yang sama. Semakin tinggi nilai rasio saat ini, semakin baik perusahaan yang dapat tumbuh dan mampu menutupi hutang mereka saat ini.

c. Cash Ratio

Cash Ratio merupakan sebuah rasio antara kas dan aset jangka pendek dan utang jangka pendek. Aset jangka pendek ini diharapkan akan dibayar tunai segera. Uang yang dimaksud di sini sesuai dengan uang perusahaan, yang disimpan di perusahaan dan bank.

Selain itu, harta setara kas seperti aset jangka pendek yang dapat dengan mudah dicairkan, yang, bagaimanapun, mempengaruhi kondisi ekonomi negara.

Rumus untuk menghitung nilai rasio kas adalah sebagai berikut:

Cash Ratio = [(Kas + Setara Kas) : Utang Lancar] x 100%

Nilai terhadap Cash Ratio yang baik ialah 100% atau lebih, karena nilai ini dapat menunjukkan kekuatan perusahaan dalam menutupi utang saat ini dengan uang tunai. Namun demikian, nilai Cash Ratio di bawah 100%, yang mendekati 100%, juga dapat dilihat sebagai bukti kekuatan perusahaan, yang cukup baik dalam menutupi utang saat ini.

Baca Juga :  Pengertian Lembaga Keuangan

2. Rasio Rentabilitas

Rasio Rentabilitas merupakan sebuah ukuran dalam kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang akan diinginkan. Rasio ini dianggap yang paling terkait dengan kelangsungan hidup dalam bisnis. Ukuran profitabilitas bukan ukuran individual karena ada beberapa ukuran yang mengukur kemampuan ini, ialah:

a. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin adalah sebuah perbandingan yang dapat membandingkan suatu laba kotor dengan pendapatan bersih dalam perusahaan.

Rumus dari gross profit margin, diantaranya ialah:

Gross Profit Margin = (Laba Kotor : Penjualan Bersih) x 100%

Rasio ini mengukur jumlah laba kotor yang dapat diperoleh pada setiap penjualan. Margin laba kotor yang lebih tinggi mencerminkan posisi keuangan perusahaan yang lebih baik.

b. Profit Margin

Profit Margin adalah ukuran yang dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan yang ditentukan. Sebagai aturan, margin keuntungan sudah terdaftar untuk persiapan akun untung dan rugi. Rasio ini memungkinkan pengguna menginterpretasikan kemampuan perusahaan untuk memotong biaya selama periode waktu tertentu.

Rumus margin keuntungan adalah sebagai berikut:

Profit Margin = (Laba Bersih : Penjualan) x 100%

Jika kita mencapai nilai mendekati 100% dalam rasio ini, kita dapat mengatakan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang relatif tinggi untuk menghasilkan laba bersih.

c. Return On Investment (ROI)

Return On Investment adalah ukuran yang relatif umum digunakan untuk mengukur sebuah kemampuan untuk perusahaan ectic sebagai menghasilkan laba guna menutupi biaya investasi yang dikeluarkan dalam sistem akuntansi. Perhitungan rasio ini pada dasarnya melibatkan keuntungan, yang merupakan laba bersih setelah pajak.

Return On Investment = (EAT : Investasi) x 100%

d. Net Profit Margin

Net Profit Margin adalah ukuran laba bersih dalam perusahaan per unit mata uang penjualan. Selain itu, rasio ini juga mengukur efisiensi produksi, manajemen dan manajemen pajak.

Menurut formula, perusahaan harus dapat mencapai laba tinggi jika nilai rasio ini relatif tinggi (mendekati 100%, 100% atau lebih). Formula Net Profit Margin adalah:

Net Profit Margin = (Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan Bersih) x 100%

e. Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) atau Profitabilitas Ekonomi adalah ukuran kemampuan dalam perusahaan untuk menghasilkan sebuah laba melalui penggunaan semua asetnya.

Baca Juga :  Pengertian Neraca Saldo

Rumus dalam ROA ialah:

Return On Assets = (EBT : Total Aktiva) x 100%

Laba yang dapat dihasilkan setelah perhitungan ukuran ini ialah laba sebelum bunga dan pajak atau sering disebut dengan EBT. Semakin tinggi nilai kutipan yang diterima, semakin baik kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari penggunaan semua asetnya.

3. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah sebuah ukuran atau perbandingan yang mewakili kemampuan perusahaan untuk memenuhi dalam kewajiban keuangannya. Dalam perusahaan yang memiliki golongan suatu entitas dengan aset atau aset yang memadai untuk menyelesaikan semua hutang.

Terdapat dua jenis dalam tindakan yang termasuk dalam rasio solvabilitas, yakni:

a. Debt to Equity Ratio

Rasio utang terhadap ekuitas adalah rasio antara utang dan modal perusahaan. Jika nilai rasio ini relatif tinggi (100% atau lebih), itu berarti perusahaan mempunyai sebuah modal yang begitu relatif sedikit dibandingkan dengan total utang.

Rumus sederhana ini untuk rasio utang terhadap ekuitas sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio = (Total Utang : Modal) x 100%

Padahal, dalam sebuah perusahaan yang sehat mempunyai suatu utang yang tidak melebihi modal sendiri, sehingga beban perusahaan tidak terlalu tinggi.

b. Total Debt to Total Assets Ratio

Total Debt to Total Assets Ratio, atau dapat dikenal sebagai Rasio Hutang, adalah penyelesaian yang mengukur persentase besar dari aset yang ditanggung utang, baik utang jangka pendek dan jangka panjang.

Rumus berikut digunakan untuk mengukur rasio utang ini, diantaranya ialah:

Debt Ratio = (Total Utang : Total Aktiva) x 100%

Jika nilai rasio utang menurun sesuai dengan rumus ini, nilai tersebut menunjukkan keamanan dana perusahaan. Rumus menyatakan bahwa perusahaan dapat menutupi utang dengan aset atau aktiva.

Baca Juga :

Demikian pembahasan kali ini mengenai Analisis Rasio Keuangan. Semoga ulasan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi Anda semua..